Mengenal Tenun Sasak, Simbol Kasih Sayang dan Penuntun Hidup
JAKARTA, celebrities.id - Tenun Sasak adalah salah satu kain tradisional milik masyarakat pulau Lombok yang cukup populer.
Suku Sasak adalah suku asli di Pulau Lombok. Beberapa desa di pulau ini masih mempertahankan tradisi adatnya, di mana para wanita lazim membuat sendiri pakaiannya dengan menenun sendiri kain yang digunakan sebagai bahan.
Kain tersebut tak hanya digunakan untuk pakaian sehari-hari tetapi juga dalam upacara adat dan keagamaan. Oleh sebab itu, keahlian menenun diwariskan dari generasi ke generasi suku Sasak sejak dini.
Bahkan, perempuan Suku Sasak harus mampu menenun sebagai syarat agar bisa menikah. Tak hanya sebagai salah satu syarat untuk menjalani kehidupa baru, tetapi kain dengan motif tertentu yang memiliki simbol kasih sayang dan penuntun hidup.
Hal ini digambarkan dari tradisi dimana seorang yang baru lahir akan dibuatkan kain tenun khusus yang dinamakan Tenun Umbaq. Motifnya berupa garis-garis dengan rumbai dan diikat dengan kepeng (uang) yang bolong pada bagian tengahnya.
Fungsi dari kain ini bisanya digunakan untuk menggendong anak, sebagai simbol kasih sayang orang tua pada anaknya. Ketika anak telah beranjak dewasa, maka kain akan disimpan hingga akhir usianya sebagai penuntun hidup.
Proses Pembuatan Kain Tenun yang Masih Sangat Alami
Mengutip berbagai sumber, Minggu (7/6/2023), selain menggunakan alat tenun tradisional yang hanya berukuran 1x1 meter dan memakan waktu cukup lama, para wanita Sasak memerlukan waktu sekitar 1 bulan untuk menyelesaikan satu buah kain.
Hal tersebut tentu tak lepas dari proses pembuatan motif yang terbilang rumit. Keunikan lainnya ditemukan pada proses pewarnaan. Dimana bahan-bahan yang digunakan berasal dari pewarna alami seperti kunyit, getah pohon, daun sirih, daun pandan, dan warna ungu yang terdapat dari kulit buah manggis.
Untuk jenis kain tenun Sasak terbagi menjadi dua, yaitu kain tenun Songket dan kain tenun ikat di mana keduanya memiliki motif dan warna yang berbeda.





