Studi: Pelihara Anjing dan Kucing Kurangi Risiko Alergi Makanan pada Anak

Studi: Pelihara Anjing dan Kucing Kurangi Risiko Alergi Makanan pada Anak

Gaya Hidup | BuddyKu | Minggu, 2 April 2023 - 05:14
share

BAGI para pencinta hewan, mempunyai binatang peliharaan di rumah dirasa mampu mengurangi stres dan menambah rasa kebahagiaan.

Menurut hasil dari studi penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam Jurnal PLOS One, manfaat memelihar hewan di rumah bukan hanya meredakan stres dan membahagiakan para pemiliknya, tapi juga berkaitan dengan alergi. pada anak.

Pasalnya, penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Jepang ini menunjukkan bahwa memelihara kucing atau anjing dapat mencegah anak terkena dan mengembangkan kondisi alergi pada makanan tertentu hingga 15 persen, jika dibandingkan dengan anak-anak yang tinggal tanpa hewan peliharaan di rumah, dilansir dari New York Post, Minggu (2/4/2023).

Penelitian digelar peneliti dengan mengamati lebih dari 66.000 orang anak sejak perkembangan prenatal hingga berusia 3 tahun. Dari pengataman tersebut, ditemukan bahwa anak-anak yang hidup alias punya hewan peliharaan di rumah, contohnya anjing peliharaan indoor cenderung tidak alergi terhadap makanan tertentu seperti telur, susu, dan kacang-kacangan.

Bukan hanya anjing, lewat studi yang sama juga mendapati anak yang tinggal bersama kucing peliharaan terlihat berisiko lebih kecil untuk alergi terhadap makanan seperti telur, gandum, dan kedelai.

Disebutkan lebih lanjut, hewan peliharaan yang hidup di dalam rumah sebagai indoor pet dapat menurunkan risiko alergi makanan pada anak-anak, karena paparan bakteri dan allergen pada hewan peliharaan contohnya anjing dikatakan bisa menguatkan sistem kekebalan tubuh pada anak. Sehingga anak tidak mudah terserang penyakit.

Alergi jenis ini, dikatakan Dr. Hisao Okabe sebagai penulis utama studi penting untuk diwaspadai karena bisa berimbang pada penurunan kualitas hidup.

Alergi makanan adalah kondisi yang dapat mengurangi kualitas hidup, kata Dr. Hisao.

Tidak hanya memengaruhi kualitas hidup pengidapnya, alergi makanan juga menimbulkan beban secara finansial.

Selain itu juga menimbulkan beban biaya medis yang signifikan dan merupakan pemicu utama anafilaksis yang berakibat fatal, sambungnya.

Patut diingat pula, tak semua hewan peliharaan bisa membuat anak-anak terhindar dari alergi. Contohnya hamster, yang termasuk dalam katergori hewan rentan terhadap penyakit.

Studi yang sama mencatat bahwa paparan hamster bsia meningkatkan risiko seseorang mengalami alergi terhadap kacang. Risiko mengembangkan alergi kacang dengan paparan hamster ini, disebutkan karena hamster merupakan hewan yang mengonsumsi kacang-kacangan.

Alergi jenis ini, dikatakan Dr. Hisao Okabe sebagai penulis utama studi penting untuk diwaspadai karena bisa berimbang pada penurunan kualitas hidup.

Alergi makanan adalah kondisi yang dapat mengurangi kualitas hidup, kata Dr. Hisao.

Tidak hanya memengaruhi kualitas hidup pengidapnya, alergi makanan juga menimbulkan beban secara finansial.

Selain itu juga menimbulkan beban biaya medis yang signifikan dan merupakan pemicu utama anafilaksis yang berakibat fatal, sambungnya.

Patut diingat pula, tak semua hewan peliharaan bisa membuat anak-anak terhindar dari alergi. Contohnya hamster, yang termasuk dalam katergori hewan rentan terhadap penyakit.

Studi yang sama mencatat bahwa paparan hamster bsia meningkatkan risiko seseorang mengalami alergi terhadap kacang. Risiko mengembangkan alergi kacang dengan paparan hamster ini, disebutkan karena hamster merupakan hewan yang mengonsumsi kacang-kacangan.

Meski belum bisa diketahui secara jelas, peneliti memiliki hipotesa adanya hipotesis kebersihan terkait hubungan antara paparan hewan peliharaan dan alergi makanan. Menurut peneliti, anak-anak harus terpapar kuman agar punya kekebalan tubuh yang sehat dan tidak mudah terkena risiko alergi atau penyakit lainnya.

Paparan hewan peliharaan di awal kehidupan memberikan manfaat imunologis bagi kesehatan manusia berasal dari hygiene hypothesis yang pertama kali diusulkan pada tahun 1989 dan didukung oleh beberapa studi epidemologi, jelas Dr. Hisao.

Selain itu, peneliti juga mencoba mengeksplor teori perihal paparan hewan peliharaan bisa memengaruhi mikroorganisme usus bayi, baik secara langsung atau tidak lewat perubahan bakteri usus orang tua.

Merujuk pada studi yang diterbitkan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology, menyebutkan kalau orang yang punya alergi makanan memiliki mikrobioma usus yang berbeda.

Studi yang diterbitkan pada 2019 itu menekankan memiliki hewan peliharaan bisa meningkatkan kadar endotoksin (racun di dalam dinding sel bakteri) di dalam rumah yang berfungsi bisa meningkatkan kekebalan.

Topik Menarik