Punk dan Atribut yang Melekat di Tubuh Mereka
JAKARTA - Punk adalah sebuah sub-kultur yang muncul pada dekade 70an di Inggris.
Mendengar Punk pastinya akan langsung mengingat dengan kebebasan, pemberontakan hingga perlawanan. Selain dari itu, punk terkenal akan pakaian yang lusuh, kotor, penuh dengan patch, spike, sepatu boots, celana jeans belel, rambut mohawk warna-warni dll.
Punk juga terkenal akan genre music yang terbilang cadas, sembrono, dan lirik yang penuh akan kritikan.
Seperti Sex Pistols band Punk dekade 70an awal yang berkontribusi besar membawa nama Punk tetap eksis sampai sekarang. Ada juga band lokal Indonesia seperti Keparat. Band Punk tahun 90an yang juga berkontribusi mengenalkan Punk di Indonesia.
Identitas sangatlah penting untuk mengenalkan Punk sebagai individu yang anti-Kemapanan. Do It Yourself (DIY) menjadi slogan Punk untuk menunjukan eksistensinya. Semua orang dapat berpakaian bebas sesuai keinginannya. Punk hadir untuk menunjukan kebebasan tersebut.
Beberapa dari identitas Punk juga bisa dibilang sebagai adaptasi dari beberapa budaya, seperti; rambut, tato dan tindik. Seiring dengan berjalannya waktu. Punk juga terkenal di dunia fashion. Punk dianggap ada karena style yang unik. Tentu saja, saat Punk mulai dikenal sebagai modis ada beberapa unsur dari pakaian Punk yang sebagian orang tidak mengenal arti dari pakaian tersebut. Di sini Suaka akan mengenalkan simbol dan arti dari setiap pakaian Punk.
Rambut Mowhak
Rambut yang kaku dan rancung keatas serta warna-warni, memiliki arti; menjunjung tinggi kebebasan, menjadi pembeda Punk dengan masyarakat biasa dan simbol perlawanan atas solidaritas kaum Indian yang ditindas oleh bangsa kaum kulit putih Amerika.
Piercing
Telinga yang dilubangi seperti suku Ethiopia di Afrika menyimbolkan arti perlawanan kesakitan dan kebebasan akan tubuh mereka, serta menyampingkan tatanan sosial yang berlaku.
Tato
Sebagian suku Mentawai mewarnai tubuh mereka sebagai budaya, akan tetapi Punk mengadaptasi budaya tersebut dengan arti kebebasan penuh akan otoritas tubuh mereka. Tato yang digambar pun beragam, seperti; circle A yang menandakan anti-kepemerintahan, circle E atau equality bersimbol kebersamaan dan beberapa logo dari band Punk sebagai pembawa pesan.
T-shirt
Memang tidak asing dengan yang satu ini. Tetapi kaos yang mereka gunakan seringkali menampilkan band-band Punk sebagai identitas mereka untuk membawa pesan. Kadang kala juga, kaos yang mereka gunakan dirobek yang menyimbolkan arti kebebasan bagi mereka dan menjadi pembeda dengan yang lainnya.
Jaket kulit penuh spike dan patch
Sama halnya dengan t-shirt, jaket yang digunakan oleh anak Punk seringkali dimodifikasi dengan cara ditempeli ratusan spike dan patch yang memenuhi ruang jaket tersebut.
Spike yang ditempelkan menyimbolkan arti protes pada pemerintahan yang melarang segala pernak-pernik di Inggris. Patch / emblem yang sering ditempelkan di jaket sebagai simbol protes kepada aparat yang memakai emblem di bajunya serta menempelkan emblem band kesukaan mereka.
Sabuk Spiky
Sabuk hitam yang dipenuhi ratusan spike menyimbolkan perlawanan kepada tatanan sosial yang ada. Dimana mereka ingin mengubah fungsi sabuk yang sering digunakan secara umum. Maka dari itu sabuk yang digunakan sering berwarna hitam lalu ditempeli ratusan spike.
Rantai
Rantai yang sering digunakan anak Punk seperti ditempelkan di dompet atau kalung leher menyimbolkan arti solidaritas mereka terhadap sesama. Dimulai dari berbagi tempat tidur serta makanan.
Celana Jeans
Semua orang di dunia ini hampir mempunyai atau memakai celana jeans untuk keperluan sehari-hari. Bagi anak Punk yang ada makna dibalik celana jeans ketat yang dirobek atau ditempeli emblem yaitu sebagai bentuk kebebasan saat celana mereka dirobek dan ditempeli emblem. Dimana kebiasaan tersebut menentang fesyen yang rapij dan glamor.
Sepatu Boots
Sepatu yang sering digunakan oleh para kaum militer ini diambil alih oleh Punker dan memaknainya sebagai bentuk perlawanan kepada kaum fasisme yang mereka tentang.
Yopi Muharam adalah Mahasiswa UIN Bandung. Penulis juga aktif dalam Presma Suaka UIN Bandung.






