4 Tips Memilih Trekking Pole yang Tepat, Perhatikan Bentuk dan Bahannya

Hiking atau pendakian gunung adalah salah satu kegiatan luar ruangan yang semakin populer di kalangan masyarakat. Kegiatan ini tidak hanya dapat membantu menjaga kesehatan, tetapi juga memberikan pengalaman yang luar biasa dan menantang bagi para penggemarnya.
Namun, ketika melakukan pendakian gunung, dibutuhkan peralatan yang sesuai dan trekking pole atau tongkat pendakian adalah salah satunya.

Trekking pole memiliki peran penting dalam membagi beban tumpuan kaki dan membantu memberikan pijakan saat melakukan pendakian gunung. Selain itu, trekking pole juga dapat mengurangi beban yang dirasakan pada kaki dan mencegah tubuh terjatuh saat berjalan. Dengan menumpu pada trekking pole, tubuh akan lebih stabil saat berjalan dan perjalanan menjadi lebih nyaman.

Trekking pole memiliki empat titik tumpu yang dapat menyokong berat tubuh dan barang bawaan dengan lebih baik sehingga hiking menjadi lebih mudah dan nyaman. Trekking pole sangat berguna untuk para pendaki gunung yang melakukan kegiatan ini secara rutin. Namun, trekking pole juga sangat membantu bagi para pendaki gunung yang jarang melakukan kegiatan ini atau kurang percaya diri dengan kondisi fisiknya.

Trekking pole hadir dengan berbagai macam model, mulai dari yang pegangannya berbentuk I-shape atau T-shape, hingga produk dengan teknologi anti-shock. Hal ini membuat pemula mungkin merasa bingung saat memilih trekking pole yang tepat untuk kegiatan hiking mereka. Oleh karena itu, berikut adalah beberapa tips untuk memilih trekking pole yang tepat untuk pendakian.

Tips Memilih Trekking Pole

Pertama, pilih bentuk pegangan yang sesuai dengan kekuatan fisik. Bentuk pegangan pada trekking pole terbagi menjadi dua, yaitu I-shape dan T-shape. Trekking pole dengan pegangan tipe I-shape cocok untuk permukaan trek yang keras atau jalanan mendatar karena mampu menyokong tubuh dengan baik.

Namun, pengguna harus membiasakan diri memakainya agar tangan tidak mudah lelah. Trekking pole dengan pegangan tipe T-shape cocok untuk digunakan saat turun gunung atau berjalan di permukaan datar. Model ini juga sangat direkomendasikan bagi pemula yang tangannya masih mudah lelah saat memegang trekking pole.

Kedua, periksa panjang bagian shaft. Bagian penting yang harus diperhatikan saat membeli trekking pole adalah panjang bagian batang atau shaft-nya. Saat memilih, panjangkan trekking pole hingga maksimal terlebih dahulu, lalu cek apakah ukurannya sesuai dengan tubuh.

Panjang shaft yang tepat untuk medan trek datar, menanjak, atau saat turun gunung tentunya berbeda. Pada trek datar, tinggi idealnya adalah ketika bisa menekuk siku 90 derajat. Pastikan juga trekking pole bisa dipanjangkan hingga setinggi pinggang saat mendaki dan setinggi dada saat turun.

Pemilihan material utama shaft pada trekking pole merupakan faktor penting dalam keputusan pembelian. Aluminium dan karbon adalah bahan umum yang digunakan dalam pembuatan shaft trekking pole. Aluminium memiliki harga yang lebih terjangkau dan tahan lama, tetapi relatif lebih berat dibandingkan dengan karbon. Sementara itu, karbon adalah material yang sangat ringan dan lentur, serta memiliki kekuatan yang sangat baik. Anda bisa memilih mana yang cocok di antara keduanya.

Fitur anti-shock pada trekking pole dapat memperkecil tekanan yang dirasakan tangan dan mengurangi rasa sakit pada pergelangan tangan. Hal ini sangat berguna pada medan yang terjal sehingga cocok untuk pendakian dengan tingkat kesulitan tinggi.

Selain itu, basket pada bagian atas tip trekking pole juga dapat mencegah terlalu dalamnya penancapan pada permukaan tanah gembur atau salju, yang dapat menghindari kemungkinan tersangkut dan terjatuh. Maka dari itu, pilih trekking pole yang memiliki anti-shock.

Dalam memilih trekking pole yang tepat, penting untuk mempertimbangkan pilihan material dan fitur tambahan seperti anti-shock dan basket pada bagian atas tip trekking pole. Semoga bermanfaat ya!