Hubungan antara Qada dan Qadar dalam Islam, Ini Penjelasannya
JAKARTA, iNews.id - Hubungan antara qada dan qadar merupakan hubungan yang tidak dapat dipisahkan dan satu kesatuan. Dalam rukun iman agama Islam, penyebutannya juga disatukan, yaitu iman kepada qada dan qadar.
Mengingat tentang qada dan qadar, selalu diajarkan keilmuannya pada saat mengaji atau mata pelajaran agama. Lantas apa hubungan antar keduanya? Bagaimana qada dan qadar dapat berhubungan dengan ikhtiar dan fatalisme? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Bagaimana Hubungan Antara Qada dan Qadar?
Hubungan antara qada dan qadar diuraikan melalui pengertian dari keduanya. Melansir buku KH. ABDUL KARIM JAMAK DAN PEMIKIRANNYA TENTANG KONSEP KETUHANAN terbitan Penerbit NEM, qada adalah ketentuan, hukum atau rencana Allah sejak zaman azali. Sedangkan qadar, merupakan kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah.
Apa Perbedaan Antara Qada dan Qadar?
Dapat dikatakan hubungan qada dan qadar layaknya rencana dan perbuatan. Sehingga ketetapan Allah SWT sejak dahulu kala disebut qada dan realitas yang terjadi saat ini disebut qadar.
Qada dan qadar menjadi bagian dari rukun iman keenam yang wajib diimani setiap muslim imani. Dengan meyakini segala kejadian yang terjadi merupakan ketentuan dan ketetapan Allah SWT, manusia diciptakan oleh Allah dan Dialah dengan kekuasan penuh, mengatur jalan gerak dan tingkah laku manusia.
Dalil tentang Qada dan Qadar
Tidaklah pantas bagi mukmin dan mukminat, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketentuan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka.. (Q. S. Al- Ahzab ayat 36)
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu sesuai dengan ukuran (Q. S. Al-Ahzab ayat 49)
Hadis tentang qada dan qadar juga diriwayatkan hadits riwayat Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda yang artinya,
Tidaklah beriman seseorang sebelum ia beriman kepada qada, qadar yang baik maupun yang buruk. Dan tidaklah ia beriman sebelum mengetahui bahwa sesungguhnya apa saja yang sudah dipastikan akan menimpanya tentu tidak akan meleset darinya. Dan sesungguhnya apa saja yang dipastikan meleset dari dirinya pasti tidak akan menimpanya.
Perwujudan Hubungan Antara Qada dan Qadar
Mengimani qada dan qadar berarti percaya penuh pada Allah yang menentukan segalanya bagi makhluk-Nya. Walaupun demikian, setiap manusia yang telah ditetapkan nasibnya, tidak serta merta tinggal diam menunggu tanpa berusaha. Sikap demikian dikatakan sebagai bagian dari fatalisme.
Fatalisme yaitu percaya bahwa semua kejadian telah ditetapkan Tuhan, dan tidak dapat diubah oleh usaha manusia. Bisanya, sikap ini ditunjukan lewat ucapan kalau memang sudah waktunya, hal itu akan terjadi.
Hal demikian dijabarkan pula dalam satu kisah pada zaman Nabi Muhammad SAW. Ada seorang Arab Badui datang menggunakan kuda untuk mengahdap Nabi. Setelah sampai, ia turun dari tunggangannya itu, dan tidak mengikat kudanya.
Kemudian Nabi menegurnya Mengapa kuda itu tidak kamu ikat?, orang Arab Badui itu mengatakan biarlah, saya bertawakal kepada Allah. Nabi pun bersabda Ikatlah kudamu, setelah itu bertawakallah kepada Allah.
Abdul Karim Jamak dalam buku terbitan Penerbit NEM, menyampaikan pandangannya bahwa Allah SWT telah menentukan segalanya, namun manusia berkewajiban untuk berikhtiar.
Oleh karena itu, jika ingin pandai, hendaklah ia berikhtiar dengan belajar tekun. Selanjutnya barulah bertawakal. Dengan demikian apapun yang terjadi, manusia dapat menerimanya dengan ikhlas dan ridha.
Nah, itulah penjelasan singkat hubungan antara qada dan qadar serta kaitannya dengan sikap ikhtiar. Semoga artikel ini dapat menjadi referensi bacaan kamu ya.










