Pentingnya Support System hingga Up & Down Perjalanan Co-Founder SASC Priscilla Pangemanan
Didasari rasa cinta dan passion terhadap dunia kecantikan, Priscilla Pangemanan beserta dua orang sahabatnya, Felicia Senjaya dan Michelle, memutuskan untuk merilis brand kosmetik yang diberi nama SASC ( Socially Aware Sexy Cosmetics) . Terinspirasi dari popularitas yang diperoleh Kylie Cosmetics, Priscilla pun ingin menghadirkan produk kosmetik lokal yang memiliki kualitas dan formula yang lebih baik, sehingga di tahun 2017 ia merilis SASC Ultimate Lip Liquid yang berhasil mendapat sambutan hangat dari beauty enthusiast Tanah Air.
Melalui SASC, Co Founder sekaligus CMO ini juga ingin membangun sebuah bisnis yang memiliki dampak positif terhadap komunitas lokal. Ia pun berbagi cerita dan perjalannya sebagai mompreneur kepada Beauty Journal , hingga prediksi tren kecantikan di Indonesia ke depannya. Daripada berlama-lama, simak obrolan Beauty Journal bersama Priscilla Pangemanan berikut ini, yuk!
SASC ingin hadir untuk memberi dampak bagi masyarakat

Sebagai brand kecantikan lokal, SASC bukan hanya ingin mendapatkan profit, tapi juga punya tujuan sebagai merek yang fokus pada kebutuhan pelanggan . Priscilla mengatakan, Since day one berdirinya SASC, kita nggak hanya ngomongin soal jualan kosmetik, tapi kita juga ingin profiting others, beyond profiting our self . Konsep social enterprise yang diusung SASC juga ingin memiliki dampak bagi komunitas, Jadi, kalau kita bisa sukses, ya, kita sukses sama-sama, paparnya.
Seperti yang diketahui, selama ini SASC mendukung 10 lembaga non profit dengan menyisihkan beberapa persen pendapatannya. Program tersebut pun masih berjalan hingga kini. Meski penjualan SASC terpengaruh pandemi Covid-19, tapi SASC tetap menjalankan komitmennya dengan memberikan berbagai bantuan pada lembaga-lembaga tersebut.
Selain itu, Priscilla juga membocorkan program terbaru SASC yang bernama SPARK ( Share, Passion, Axcelerate, Reward, Kick start ) yang akan rilis di bulan Agustus mendatang. Ini merupakan program semacam mitra SASC, di mana semua bisa jadi mitra SASC. Selain ada afiliasi program, akan ada pula kelas-kelas yangkita tawarkan secara gratis, dan ini merupakan salah satu cara kita untuk empower komunitas kita. Bukan itu saja, di bulan Juni lalu saat perayaan ulang tahun ke-5 nya, SASC juga meluncurkan komunitas yang bernama SASC Friends.
SASC Friends adalah support system bagi SASC

Menurut Priscilla SASC Friends merupakan support system bagi SASC untuk terus bertumbuh. SASC sebagai brand tentu tidak bisa eksis tanpa dukungan komunitas. Oleh karena itu, SASC juga berusaha mendukung komunitas kita dengan berbagai program.
Salah satu programnya seperti pada awal Juli lalu, di mana SASC melakukan online gathering dengan menghadirkan narasumber dokter kulit, dr. Kamilah Al Jaidi untuk edukasi tentang kesehatan kulit, serta Devina Mahendriyani dari komunitas Woman\'s Work untuk belajar seputar mental health .
Selain itu, nantinya kita juga akan melakukan workshop dengan mengundang makeup artist yang dipilih oleh SASC Friends sendiri. Jadi, untuk program yang kita adakan, kita banyak ngobrol dengan komunitas kita, seperti program apa saja yang mereka harapkan. Intinya, kita bikin program yang sesuai kebutuhan mereka agar benar-benar useful bagi mereka, ujarnya. Priscilla juga memberi bocoran, jika di bulan Agustus mendatang mereka akan mengadakan SASC offline gathering bersama SASC Friends.
Perjalanan dan tantangan saat menjalankan sebuah bisnis

Tak hanya berbagai seputar sejarah dan program yang diusung SASC, dalam kesempatan wawancara dengan Beauty Journal, pengusaha muda ini juga menceritakan beberapa tantangan saat merintis bisnis di industri kecantikan, salah satunya adalah dari segi manufacture. Ia cukup terkejut dengan kebijakan yang mengharuskan brand memproduksi minimal 20 ribu produk. Seperti gambling , sih, karena kan kita brand baru, tapi kita percaya aja dengan marketing yang baik pasti produk-produk itu bakal laku.
Priscilla juga mengungkapkan bahwa dirinya punya mentor yang berpengalaman di bisnis kecantikan dan mau memberinya banyak saran. Jadi, sebagai pebisnis, kita harus mau belajar, baik itu dari orang-orang yang sudah berpengalaman, sampai memanfaatkan berbagai media yang saat ini bisa diakses dengan mudah, jelasnya.
Ia pun mengakui jika SASC mengalami dampak pandemi dari segi bisnis. Namun, hal ini membuatnya belajar untuk terus mencari ide-ide kreatif dengan mengeluarkan produk-produk yang lebih suitable dengan kondisi saat ini. Contohnya, saat pandemic di bulan Maret, SASC sempat mengeluarkan hand sanitizer yang saat itu memang dibutuhkan.
--------------------------------------- SPLIT PAGE ---------------------------------------
Kita juga mengeluarkan produk yang relevan dengan kebutuhan pasar, seperti skin care karena banyak orang masa post pandemic ini lebih suka no makeup , yang mengedepankan kulit yang sehat, dengan habit yang mulai berubah seperti menikmati waktu merawat kulit di rumah, katanya.
Untuk segi marketing, SASC lebih banyak bekerja sama dengan komunitas dan membuat program menarik. Jadi, di masa pandemi ini kita seperti dipaksa untuk do more dan melihat peluang-peluang yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan, jelasnya.
Cara SASC tetap eksis di tengah maraknya brand baru

Saat ini sangat banyak brand kosmetik lokal baru yang bermunculan. Priscilla pun membagikan pemikirannya dan bagaimana cara SASC agar tetap eksis di industri kecantikan tanah air. Salah satunya adalah dengan merilis lini skin care SASC dengan konsep Smart Skincare .
Menurutnya, konsep tersebut juga tercipta berdasarkan kebutuhan konsumen saat ini, di mana skin care SASC dibuat untuk memudahkan kehidupan orang-orang. K eempat produk skin care SASC juga dibuat supaya rutinitas skin care orang-orang bisa jadi lebih simple , sehingga its save time and save your money.
Ia juga menambahkan bahwa semua ingredients yang digunakan dalam skin care SASC tertulis pada kemasan produk. Hal ini dilakukan SASC demi mempertahankan kepercayaan para pecinta SASC. Menurut Priscilla, banyak juga produk yang menawarkan kandungan yang sama, tapi SASC memiliki pembeda dari lainnya, mulai dari sisi persentase kandungan, kemasan yang eye catching , hingga experience pengguna dalam memakai produk-produk SASC.
Jadi, kita berusaha membuat produk yang berkualitas sehingga biar sisi benefit dan value produk tersebut yang bicara. Mungkin mudah untuk reach pengguna baru, tapi sulit mempertahankan pelanggan yang loyal, sehingga kita pun menerapkan kejujuran dan membuat produk yang inovatif, serta bertanggung jawab terhadap customer , apalagi sekarang beauty enthusiast Indonesia semakin cerdas, tambahnya.
Pandemi sempat membawa Priscilla ke lowest point

Bukan hanya dari segi bisnis, pandemi Covid-19 juga sempat membawa Priscilla Pangemanan dalam posisi lowest point . Saat awal pandemi banyak orang mengalami kesulitan. Secara pribadi, saya pun merasakan kesulitan secara mental karena kondisi yang banyak berubah, karena kita nggak tahu apa yang akan terjadi di depan nanti dan kapan hal ini akan berakhir.
Tapi, makin ke sini kita kan harus berusaha adaptif dengan keadaan. Saya juga belajar untuk enjoy every moment dan appreciate, celebrate small achievement . Sering kali kita lupa mensyukuri hal kecil yang kita dapati, tapi masa pandemi ini saya banyak belajar untuk appreciate small wins yang saya peroleh, terang Priscilla.
Super tim jadi kunci sukses Priscilla sebagai mompreneur

Menjalani peran ganda sebagai entrepreneur sekaligus seorang ibu seringkali tidak mudah dilakukan. Menurut Priscilla, memiliki super tim adalah kunci untuk bisa melewati kesulitan yang dihadapi dalam perannya tersebut . Menurut saya, s upport system sangat penting, bukan hanya keluarga dan suami, tapi buat saya helper, nanny, dan driver saya juga merupakan support system . Menurut saya, nggak ada superwoman , adanya adalah super team .
Tak hanya itu, ia juga memberi pesan kepada para mompreneur atau working mom di luar sana. Advice yang pertama, stop overthinking . Kita memang perlu bikin plan , tapi semua bisa berubah, jadi fleksibel, jangan overthinking, celebrate small wins , dan dont push yourself dengan standar perfect menurut orang lain. Just try do your best aja. Pokoknya jangan overthinking , karena kadang yang bikin jatuh itu justru pikiran kita sendiri.
--------------------------------------- SPLIT PAGE ---------------------------------------
Prediksi tren kecantikan di tahun mendatang menurut Priscilla Pangemanan

Ngomongin soal tren skin care, setahu saya produk dengan kandungan probiotik, microbiome, juga masih on trend . Kemudian penggunaan natural ingredients akan jadi winning product , apalagi masyarakat sekarang juga lebih paham apa yang toxic dan non toxic, sustainable , dan yang bagus, orang sudah lebih aware soal itu, ungkapnya.
Selain itu, ia menyebut jika produk hybrid makeup juga bakal jadi tren. Menurutnya, orang-orang saat ini lebih suka sesuatu yang lebih sederhana dan produk multifungsi. Contohnya SASC Unstoppable Lip Tint yang bukan hanya lip tint , tapi juga mengandung kolagen dan UV defense , atau juga seperti tinted cushion yang ada SPF nya gitu. Pokoknya hybrid product bakal semakin banyak diminati.
Menurut Priscilla, makeup fashion forward yang lebih euphoria seperti penggunaan graphic eyeliner, glittery eyeliner , produk makeup mata dengan warna bold , metaverse seperto purple ash juga akan jadi tren. Saya sendiri sekarang lebih pilih pakai lip tint, dan loose powder SASC, kemudian juga yang nggak kalah penting adalah makeup mata. Eyeshadow, eyeliner , dan eyebrow tentu nggak boleh ketinggalan karena sekarang kan harus pakai masker, jadi mata harus tetap on point , imbuhnya kembali.
Psst, Priscilla juga mengatakan di awal tahun depan SASC akan merilis koleksi skin care terbaru yang juga merupakan produk hybrid , lho! Hmm, kira-kira apa ya, produknya?
Sumber gambar:
Instagram @ sascofficia l
Instagram @ priscillapangemanan
Dokumentasi pribadi Priscilla Pangemanan









