Hikmah Kisah Sebuah Terong dan Pemuda Sholeh, Ingatkan Pentingnya Ketaatan dan Kesabaran dalam Islam

Hikmah Kisah Sebuah Terong dan Pemuda Sholeh, Ingatkan Pentingnya Ketaatan dan Kesabaran dalam Islam

Gaya Hidup | BuddyKu | Sabtu, 30 Juli 2022 - 21:05
share

JAKARTA, celebrities.id - Kisah sebuah terong, merupakan kisah nyata yang terjadi di Damaskus. Inti kisah ini ialah menceritakan ketaqwaan seorang yang diberikan balasan yang berlipat-lipat ganda oleh Allah SWT.

Menurut Ustadz Khalid Basalamah lewat kisah tersebut, keutamaan bertaqwa kepada Allah adalah sebuah kunci bahwa orang yang bertaqwa kepadaNya akan diberikan jalan keluar.

"Jadi bertaqwaalah kepada Allah SWT hanya patuh dan tunduk kepadaNya, semua yang baik buruk dimata Allah SWT dan jangan pedulikan urusan dunia. Jalankan sesuai dengan Allah inginkan," ujar Ustadz Khalid Basalamah dikutip dari kanal YouTube Ammar, Sabtu (30/7/2022).

Berikut kisah pemuda dan sebuah terong:

Ada seorang anak muda mendatangi masjid At-Taubah di zaman tabiin dahulu untuk menuntut ilmu. Letak masjid ini berada di Kota Damaskus.

Besarnya semangat dalam mencari ilmu tidak menghiraukan kondisinya yang miskin. Dengan jujur dia sampaikan hajatnya serta kondisinya saat itu ke guru yang akan mengajarnya.

Syaikh itu berkata :

"Silahkan, tidak masalah. Tetapi kamu harus sabar mengikuti kehidupan saya. Apa apa yang saya makan, itulah yang kamu makan dan apa yang saya minum, itulah yang kamu minum"

Pemuda berkata :

"Baiklah syaikh"

Setelah berjalan tiga bulan, diketahui oleh pemuda itu ternyata gurunya sangat zuhud. Jika ada makanan baru bisa makan. Bila tidak ada sama sekali, maka gurunya berpuasa. Gurunya sudah biasa melakukan itu. Tapi tidak dengan murid barunya.

Dan hari itu adalah hari ketiga di mana sudah tiga hari berturut-turut puasa karena tidak ada makanan. Sahur dan buka dengan sebutir kurma dan segelas air saja.

Pada puasa hari ketiga ini pemuda tersebut merasa sangat lemas dan tidak kuat lagi menahan laparnya, karena hanya makan kurma dan minum air untuk sahur dan buka puasa.

Untuk menahan lapar, sang pemuda sampai membungkukkan punggung ke depan, menekan perut supaya rasa lapar bisa hilang.

Dalam keadaan yang seperti itu, setan datang mengacaukan pikiran pemuda tadi. Dengan berkata :

Sekarang kau tidak haram untuk mencuri makanan. Kalau tidak mencuri, kau akan mati kelaparan. Mustahil minta makanan kepada gurumu. Karena dia tidak punya makanan sedikit pun. Meminta sama orang pun gurumu melarang. Sekarang curilah makanan agar kau tidak mati kelaparan,"

Begitu laparnya pemuda itu, akhirnya tergerak mengikuti ajakan bisikan syaiton tadi. Kemudian dia naik ke dinding sebelah masjid. Saat itu dinding masjid berdempetan dengan rumah-rumah dan dia melihat isi rumah pertama dari atas dinding belakang.

Ada beberapa wanita yang auratnya terbuka dia langsung panglingkan wajahnya. Kemudian berjalan dengan hati-hati menuju rumah sebelah, dari balik pelepah pohon kurma yang menutupi atap belakang dari rumah kedua, dia lihat tidak ada siapa-siapa. Tapi dia mencium bau masakan yang sedap.

Tak kuat menahan rasa lapar, lantas dia masuk ke rumah tersebut dan melihat ada panci berisi dua terong.

Dia makan terong itu namun sebelum terong itu melewati tenggorokannya, muncul rasa takut yang begitu besar dalam hatinya.

Pemuda itu enggan menelan gigitan pertama dari terong yang tengah dia santap.

Dia berkata pada dirinya sendiri, Subhanallah, syaiton berhasil menggoda saya dengan tiga dosa sekaligus. Pertama, masuk rumah tanpa izin. Kedua, mencuri dengan mengambil barang orang lain. Ketiga, saya telah makan dari makanan yang haram. Tidak mungkin Allah SWT membuat saya mati kelaparan karena meninggalkan yang haram, karena Nabi mengatakan siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah SWT, maka Dia akan ganti dengan yang lebih baik

Segera setelah itu dia keluarkan makanan yang belum ditelan, dan dibuang ke lantai. dia pun akhirnya langsung kembali ke masjid.

Di sana masih ada kajian ilmu dan pemuda tersebut ikut didalamnya, tapi sama sekali tidak bisa menangkap isi kajian karena kondisinya sangat lapar.

Setelah kajian usai dan peserta telah bubar meninggalkan tempat, gurunya tetap berada pada tempatnya.

Sedangkan pemuda tersebut berada pada salah satu tiang masjid. Datanglah salah seorang wanita menuju gurunya. Terjadi perbincangan sejenak. Tak lama gurunya memanggil pemuda itu.

Kemarilah muridku!

Gurunya bertanya kepada sang pemuda apakah dia sudah menikah. Dan pemuda itu pun menjawab bahwa dia belum menikah.

Mendengar itu gurunya menawarkan pemuda tersebut untuk menikah namun pemuda itu tidak menjawab. Ditanya sampai tiga kali dia tidak menjawabnya.

Kemudian pemuda itu berkata, Wahai guru, saya hidup dalam keadaan miskin, dan makan pun tergantung dari apa yang Anda makan. Kalau saya nikah maka dari mana saya memberi makan istri saya?

Tapi gurunya seolah tak menghiraukan perkataan muridnya itu.

Lantas dia berkata, Itu wanita telah habis masa Iddahnya. Dan telah ditinggalkan dari suami sebelumnya dengan harta yang cukup. Dia takut terjadi fitnah bila tidak segera menikah. Jadi saya harap kau menikah dengannya. Aku rasa kau cocok dengannya,

Lantas gurunya meyakinkan keseriusan kepada muridnya itu. Pemuda itu memberi jawaban setuju. Tak terkecuali kepada wanita yang meminta dicarikan jodoh jawabannya sama dan setuju.

Akhirnya digelarlah persiapan untuk akad nikah serta dipanggil dua wali perempuan dan beberapa saksi dari warga sekitar.

Akad pun berjalan dengan lancar tanpa hambatan dalam hitungan menit wanita itu telah jadi istrinya.

Usai akad nikah, sang guru memperbolehkan muridnya itu pulang ke rumah karena saat itu dia telah memiliki rumah dari istri barunya.

Pasangan suami istri yang baru menikah inipun menuju rumah kedua yang bersebelahan dengan masjid. Si suami itu tidak menyangka, bahwa rumah itu adalah tempat dia hendak mencuri terong di dapur, tapi dia tetap berusaha menyembunyikan kisahnya itu.

Tak lama si istri menawari suaminya makan. Sebab tadi dia dengar dari guru bahwa suaminya sudah tiga hari tidak makan. Dengan segera istrinya menuju dapur.

Alangkah kagetnya saat dia melihat panci yang menutupi terong telah terbuka. Padahal sebelumnya tertutup makananya pun menyisakan bekas gigitan.

Siapa yang makan terong saya? teriak spontan sang istri dari arah dapur.

Sang suami yang sebelumnya was-was, akhirnya mau tidak mau membongkar kejadian sebelumnya.

Lantas dia menceritakan kronologisnya dengan detail, kenapa dia bisa memakan terong tersebut.

Istrinya yang sholehah itu menjawab: Engkau meninggalkan segumpal makanan haram, Allah SWT jadikan makanan itu, pancinya, pemilik rumahnya jadi milikmu sekarang

Topik Menarik