3 Masjid Bersejarah di Ukraina, Ada yang Dikabarkan Hancur Kena Bom Rusia
KIEV, iNews.id - Umat Islam tersebar di seluruh pelosok dunia tak terkecuali Ukraina. Meski bukan menjadi agama mayoritas, muslim di negara ini telah ada sejak dulu kala.
Dikutip dari situs Middle East Eye, sejarah Islam di Ukraina sudah aja sejak dulu, khususnya ketika penguasa Mongol yang dikenal sebagai Golden Horde masuk Islam pada awal abad ke-14.
Setelahnya itu, banyak masjid mulai dibangun di negara ini. Berikut beberapa masjid terbesar dan bersejarah di Ukraina:
1. Masjid Ar Rahma
Dikutip dari Mosqpedia, Masjid Ar Rahma yang ada di Kiev ini dibangun sekitar abad ke-20, antara tahun 1996 hingga 2001. Dana untuk membangun masjid ini berasal dari sumbangan umat Islam di Kiev.
Masjid ini dibangun secara bertahap dimulai pada 1998 ketika Salat Jumat. Pada 2000, Masjid Ar Rahma mulai dibuka sepenuhnya.
Lokasinya masjid ini berada lereng Gunung Schekavitza. Masjid Ar Rahma dirancang dengan kapasitas yang bisa menampung hingga 3.000 jemaah.
Dengan luas sekitar 3.200 meter persegi di tiga aulanya, masjid ini juga memiliki menara yang menjulang 27 meter ke langit.
2. Masjid Sultan Suleiman
Masjid ini dibangun sebagai penghormatan Sultan Ottoman Suleiman dan istrinya dari Ukraina, Roxelana.
Dari segi arsitekturnya, Sultan Suleiman menggabungkan gaya Ottoman dengan Tatar lokal. Masjid ini dikatakan terinspirasi dari Masjid Suleymaniye di Istanbul.
Dikutip dari Middle East Eye, bangunan yang terletak di Mariupol ini menjadi salah satu masjid paling berornamen di Ukraina. Letaknya tepat berada di tepi Laut Azov, Kota Mariupol.
Masjid Sultan Suleiman membuka masjid ini untuk umum pada 2007 dengan dibiayai pengusaha Turki, Salih Cihan.
Saat invasi Rusia, banyak pemberitaan yang menyatakan masjid ini dibom padahal tidak benar. Pejabat masjid Sultan Suleiman mengklaim, bom jatuh sekitar 700 meter dari kompleks masjid.
3. Masjid Buyuk Juma Jumi
Rencana pembangunan masjid Buyuk Juma Jumi telah digagas sejak 1996. Setelah bertahun-tahun mengalami penundaan birokrasi, akhirnya pada 2008, komunitas Tartar setempat mendirikan kawasan di sekitar lokasi masjid.
Mereka mulai mengangkut batu kapur ke lokasi pembangunan masjid. Dikutip dari Middle East Eye, langkah ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap penundaan pembangunan oleh pemerintah.
Turki lantas menyediakan biaya konstruksi sekitar 10 juta dolar AS. Nantinya masjid raksasa ini diharapkan bisa menjadi tempat ibadah terbesar di Semenanjung Krimea.
Masjid ini memiliki luas 1.400 meter persegi dan mampu menampung hingga 4.000 jamaah. Selain itu, tersedia juga kubah setinggi 28 meter yang diapit menara setinggi 50 meter.
Perencanaan arsitekturnya menggunakan gaya Ottoman.










