Fakta di Balik Mitos Silikon dalam Produk Kecantikan Menurut Dokter Kulit

Fakta di Balik Mitos Silikon dalam Produk Kecantikan Menurut Dokter Kulit

Gaya Hidup | journal.sociolla.com | Jum'at, 24 Juni 2022 - 08:00
share

Silikon merupakan salah satu bahan yang kerap digunakan dalam produk kecantikan, mulai dari makeup hingga produk penataan rambut. Namun, tak sedikit orang yang ternyata merasa ragu dengan penggunaan zat aktif satu ini karena mitos yang beredar selama ini. Lantas apakah mitos silikon itu benar, dan apa sebenarnya fungsi silikon dalam produk kecantikan? Temukan jawabannya di bawah ini!

Fakta di balik mitos silikon

fakta-di-balik-mitos-silikon-dalam-produk-kecantikan

Ada cukup banyak mitos silikon yang sering ditambahkan dalam produk kecantikan. Nah, berikut ini merupakan penjelasan dari dr. Arini Widodo, SpKK, mengenai fakta dari beberapa mitos yang ada.

Mitos 1: Silikon menjadi penyebab jerawat

Pasti kamu pernah mendengar jika pemakaian produk yang mengandung silikon dapat menyebabkan pori-pori tersumbat hingga jerawat. Menurut penjelasan dr. Arini, dimethicone dan cyclomethicone adalah turunan silikon dan biasanya digunakan dalam pelembab wajah bebas minyak, yang berarti zat ini tidak mengandung minyak mineral atau minyak nabati.

" Dimethicone mengurangi TEWL (transepidermal water loss) tanpa rasa berminyak. Meskipun keduanya memiliki sifat yang oklusif dan emolien, kedua bahan ini sangat cocok untuk pasien jerawat dan sensitif karena non-komedogenik dan hypoallergenic, ujar dr. Arini.

Mitos 2: Silikon bisa menyebabkan kanker dan gangguan hormon

Mitos silikon lainnya yang juga sering didengar yaitu dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti gangguan hormon hingga kanker. Dilansir dari unggahan akun Instagram @sciencemeetscosmetics disebutkan jika nyatanya silikon tidak mengandung racun untuk tubuh sehingga tidak berkaitan dengan kasus kanker maupun gangguan hormon pada seseorang.

Dr. Arini pun menjelaskan, Silikon seperti dimethicone disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk digunakan sebagai bahan aktif. Ini berarti bahwa tinjauan data menemukan bahwa efek atau manfaat zat aktif satu ini lebih besar daripada potensi risiko apa pun, selama tidak melebihi batas yang telah ditetapkan.

Dermatologist dari klinik Dermalogia, Tangerang ini juga mengungkapkan bahwa p otensi karsinogenik atau zat yang dapat menyebabkan penyakit kanker dari resin silikon biasanya yang mengandung dimethicone 92% atau melebihi batas anjuran pemakaian silikon.

Mitos 3: Silikon menyebabkan tumpukan residu pada rambut

fakta-di-balik-mitos-silikon-dalam-produk-kecantikan

Mitos silikon selanjutnya adalah produk untuk rambut yang mengandung siikon dapat menyebabkan berbagai masalah kulit kepala karena residu yang ditinggalkan. Menurut ilmuwan asal Belanda, Heleen Kibbelaar , setiap orang memiliki struktur rambut yang berbeda dan mungkin bagi sebagian orang beberapa jenis silikon cenderung dapat menyebabkan residu pada rambut.

Tetapi penumpukan residu di rambut juga bisa terjadi karena kandungan minyak pada produk perawatan rambut. Dr. Arini turut menjelaskan jika s ilikon merupakan bahan yang sangat baik untuk produk perawatan rambut, seperti kondisioner dan serum tanpa bilas. Bahan ini memberikan efek melembabkan rambut sehingga membuat rambut terlihat sehat, terasa lebih halus, dan lembut.

--------------------------------------- SPLIT PAGE ---------------------------------------

Fungsi silikon dalam produk kecantikan

fakta-di-balik-mitos-silikon-dalam-produk-kecantikan

D. Arini Widodo, SpKK yang merupakan seorang dermatologist sekaligus dosen, serta peneliti dalam bidang kecantikan ini juga memaparkan lebih lanjut mengenai fungsi sebenarnya dari silikon pada produk-produk perawatan kulit hingga rambut.

Silikon dapat digunakan untuk memperbaiki tekstur, memberikan rasa atau tekstur yang halus dan lembut pada produk. Tekstur cair yang unik dari dimethicone memungkinkan produk menyebar dengan lancar dan merata ke kulit. Silikon juga dapat membantu memperbaiki kulit kering dan mengelupas. Kebanyakan silikon memiliki sifat yang oklusif, yang berarti melindungi kulit dan mencegah hilangnya kelembaban dari lapisan atas kulit. Kelembaban bisa hilang dari lapisan atas kulit ke udara dan juga dikenal sebagai kehilangan air transepidermal atau TEWL.

Sementara fungsi silikon yang ada dalam produk perawatan rambut selain sering dipakai dalam kondisioner tanpa bilas, juga banyak digunakan dalam produk pelapis kutikula rambut karena kemampuannya untuk membantu masalah rambut seperti ujung bercabang. Silikon bekerja mengurangi gesekan antara batang rambut. Pengurangan gesekan ini berarti bahwa kerusakan pada batang rambut terbatas dan juga memiliki manfaat tambahan untuk membatasi kerontokan dan menambah kilau, tambahnya.

Jenis silikon yang umum digunakan dalam produk kecantikan

fakta-di-balik-mitos-silikon-dalam-produk-kecantikan

Dr. Arini mengatakan jika silikon adalah bahan kelas besar dan banyak digunakan baik dalam perawatan kulit, perawatan rambut, dan kosmetik. Ada banyak jenis silikon yang berbeda dalam kosmetik, tetapi yang paling umum adalah cyclopentasiloxane dan dimethicone . Kedua silikon ini paling sering ditemukan dalam perawatan rambut, krim, dan produk perawatan kulit lainnya. Silikon lainnya termasuk dimethiconol, cyclohexasiloxane, cyclomethicone, amodimethicone, phenyl trimethicone, dan masih banyak lagi.

Menurut Food and Drug Administration (USFDA) dimethicone pada konsentrasi antara 1 dan 30% dianggap sebagai pelindung kulit yang aman, sedangkan Uni Eropa mengatakan bahwa batasan untuk pemakaian cyclopentasiloxane dalam kosmetik yang aman adalah kurang dari 0,1%, regulasi ini efektif 31 Januari 2020, terangnya. Ia juga menegaskan bahwa pemakaian silikon dalam skin care tergolong aman asalkan masih dalam batas yang disetujui oleh BPOM/FDA.


Topik Menarik