Warung Kopi Mbah Tekluk, Buka Jam 4 Pagi Pelanggan Sudah Antre di Emperan Toko
Sejak 1958,WarungKopiMbah Teklukyang berada di Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Banyudono, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur tetap eksis hingga saat ini. Meski gempuran coffeshop kian menjamur, namun bagi pelanggannya warung ini tetap istimewa.
Ya,saat ini Warung KopiMbah Tekluk telah berpindah tangan ke Riana. Ia adalah cucu Mbah Tekluk. Sedangkan pendiri warung kopi legendaris ini tekah tiada sejak 2019 silam. Meskipun demikian, warungnya tetap ada dan masih sederhana.
Kalau nenek saya (Mbah Tekluk) nama aslinya Kartumi. Dari 1958 jualan, ya di sini saya melanjutkan, tambahnya.
Lokasi warung kopi ini hanyaditrotoar jalan dengan ditutup terpal. Tidak ada bangunan permanen. Di depannya terdapat tulisan Warung Kopi Mbah Tekluk, Mbak Rin. Tapi pembelinya membludak setiap hari, bahkan rela antre demi secangkir kopi ini.
Jika beruntung pelanggan bisadudukdi kursi panjang yang telah disediakan. Namun jika tidak kebagian tempat, terpaksa pelanggan duduk lesehan di emperan toko sebelum buka. Maklum saja, Warung Kopi Mbah Tekluk mulai buka pukul 04.00 WIB.
Pelanggannya pun dari berbagai kalangan, mulai tukang becak, pedagang pasar, pekerja kantoran, pelajar dan mahasiswa, hingga pejabat daerah setempat. Menariknya, menjelang pilkada maupun tahun politikkopisering gratis karena banyak politikus yang nongkrong mencari simpatidiwarungini.
Bukan hanyakopi, salah satu yang diburu oleh para pembeli adalah jadah bakar. Sebuah kudapan berasal dari ketan yang kemudian dibakar diatas arang.
Kalau ke sini memang harus pagian. Saya jam 04.00 WIB sudah mulai buka. Kalau jam 06.00 WIB kadang jadah bakarnya sudah habis, ujar Riana, pemilikwarungkopiMbah Tekluk kepada Pramita Kusumaningrum, Tim IDZ Creators.
Warung Kopi Mbah Tekluk biasa tutup pukul 08.00 WIB. Untukkopi, Riana tetap melanjutkan tradisi dari Mbah Tekluk. Dia memilih sendiri bijikopiyang akan disajikan.Kemudian bijikopiyang berkualitas itu disangraisecara tradisional menggunakan kuali tanah dengan menggunakan kayu bakar.
Semua resep meracik kopi secara tradisional ini didapat Riana secara turun temurun dari keluarganya. Menurut Riana, neneknya berjualan dari anaknya berjumlah empat hingga anaknya sembilan. Ketika menghembuskan nafas terakhir, dia pun masih berjualankopi.
Anak cucu, bahkan cicitnya juga berjualankopi. Resep dan cara mengolahnya masih memakai pola yang sama. Bahkan semua digoreng dan diolahdi dapur yang sama secara bergantian.
Saat ini saya dan yang lain melestarikan. Dulukopihanya seharga beberapa sen. Kalau sekarang Rp3 ribu satu cangkir. Jadah dan gorengan Rp1.000, pungkasnya
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Lets join IDZ Creators dengan klik di sini .






