Ternyata Filosofi Bubur Kampiun Berasal dari Sifat Baik Allah SWT, Begini Kisahnya!
Bubur kampiun makanan khas Sumatera Barat ini merupakan santapan yang \'mewah\' karena di dalam semangkuk bubur ini terdiri dari berbagai olahan. Mulai dari bubur sumsum, kolak pisang, ubi, dan sarikaya.
Wajar bila harga semangkuk bubur kampiun ini dibanderol lebih mahal karena lengkapnya berbagai olahan di dalamnya. Namun di balik mewahnya menu hidangan ini terkandung sesuatu yang unik.
Konon, kala itu sekitar tahun 1960 di Bukittinggi, Sumatera Barat sedang diadakan lomba kreasi membuat bubur dan seorang nenek bernama Amai Zona datang ke perlombaan tanpa persiapan. Si nenek lalumencampurkan berbagai jenis bubur dagangannya yang enggak habis terjual di pagi hari.
Enggak disangka, bubur dari berbagai campuran itu menang pada perlombaan tersebut. Dan ketika ditanya pihak panitia, si nenek menyebut spontan nama buburnya sebagai bubur kampiun berasal dari kata champion yang berarti juara.
Selain itu, bubur ini dibuat sebagai salah satu cara menghilangkan trauma masyarakat Sumatera Barat di masa perang PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia). Dimana saat itu terjadi gerakan menentang oposisi dari pemerintah daerah terhadap pemerintahan pusat.
Hal lainnya fIlosofi bubur kampiun yang terdapat kolak di dalamnya, berasal dari kata Al Khaliq yang berarti siapa yang memakan bubur ini agar lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pisang kepok dan ubi yang dipakai untuk kolak bermakna agar kapok berbuat dosa dan mengubur segala kesalahan.
Bubur sumsum melambangkan kesederhanaan serta bubur ketan bermakna keakraban dan saling melekat. Bubur kampiun yang penuh cita rasa berpadu manis dan gurih juga menjadi menu nikmat sarapan pagi, di kala berbuka puasa dan menjadi hidangan saat pesta pernikahan adat Minangkabau.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Lets join IDZ Creators dengan klik di sini .
