Mengapa Hoaks Mudah Menyebar? Ini Penyebabnya

Mengapa Hoaks Mudah Menyebar? Ini Penyebabnya

Gaya Hidup | netralnews.com | Selasa, 24 Mei 2022 - 13:16
share

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Selain membawa dampak positif, perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat juga membawa dampak negatif.

Salah satu dampak negatif yang cukup meresahkan yakni maraknya informasi atau berita hoaks di media sosial sehingga menimbulkan beragam opini masyarakat.

Fenomena hoaksini mampu membawa pada kerancuan informasi dan kehebohan publik akan suatu informasi, bahkan berpotensi menimbulkan perpecahan di masyarakat.

Hal ini menjadi topik hangat yang diangkat dalam webinar edukasi \'Kelas Kebal Hoaks\' yang diselenggarakan di Jakarta, Senin (23/5/2022).

Dalam acara yang digelar Kementerian Kominfo bekerja sama dengan Siberkreasi dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) ini, juga diisi dengan pelatihan cara cek fakta secara praktik langsung dan menarik.

Korwil Mafindo Kendari Jumrana Sukisman sebagai narasumber dalam diskusi tersebut menyampaikan bahwa salah satu penyebab hoaks mudah menyebar di tengah masyarakat, yakni rendahnya literasi digital atau kecakapan menggunakan media sosial.

"Pertama, literasi digital dan berpikir kritis yang belum merata. Kedua, kurangnya rasa percaya masyarakat dan pemerintah. Ketiga, polarisasi masyarakat," kata Jumrana dalam webinar Kelas Kebal Hoaks.

Penyebab lainnya, banyak masyarakat yang lebih mudah menerima konten online, tanpa mau mencari sumber pembanding dari suatu informasi yang diterimamya.

Apalagi banyak berseliweran berita online di kanal media sosial yang belum terverifikasi fakta atau sumber informasi tersebut. "Keempat, belum cakapnya memilah sumber (informasi), media pers vs situs abal-abal," jelas Jumrana.

Untuk itu, lanjut Jumrana, perlu lebih banyak upaya untuk membantu masyarakat, termasuk mereka yang tak tersentuh media digital, untuk mengidentifikasi hoaks.

"Periksa hoaks dengan cara berikut. Pertama situs web, khusus hoaks terkait Covid-19. Covid19.go.id/p/hoax-buster. Kominfo: Komin.fo/inihoaks. Mafindo: turnbackhoax.id. Cek Fakta: cekfakta.com," imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Presidium Mafindo Septiaji Eko Nugroho berbicara tentang audit media sosial yang merupakan metode untuk mengecek apakah profil dan konten yang dievaluasi layak dipercaya atau tidak.

Sebagai contoh, Septiaji menampilkan pemberitaan musisi Ahmad Dhani beberapa tahun lalu. Portal berita itu tidak menampilkan sesuai fakta. Maka masyarakat perlu melakukan audit media sosial.

"17 media online pada tahun 2014 membuat, berita dari tangkapan layar cuitan yang tidak berasal dari Ahmad Dhani," bebernya.

Septiaji menerangkan, beberapa langkah mengecek unggahan di Twitter untuk mencegah hoaks. Pertama, filter Twitter berdasarkan tanggal. Kedua, mencari twit dari akun tertentu.

"Ketiga, mencari twit paling populer dari sebuah akun. Siapa yang mereka ikuti? dan puluhan fitur lainnya," pungkasnya.


Topik Menarik