Menelusuri Biografi Wali Qutub Al Habib Umar bin Muhammad bin Hud Al Attas Cipayung
MALANG, NETRALNEWS.COM - Al Allamah Al Arif Billah Al Quthub Al Habib Umar bin Muhammad bin Hasan bin Hud Al Attas adalah seorang ulama besar yang berasal dari Hadramaut Yaman. Beliau lahir pada tahun 1890 di Huraidhah Yaman Selatan. Ayahnya bernama Al Habib Muhammad bin Hud Al Attas, sedangkan ibu adalah Syarifah Nur binti Hasan Al Attas.
Suatu hari datanglah seorang ulama besar yaitu Al Habib Ahmad bin Hasan Alatas kepada ibu Al Habib Umar bin Hud Alatas. Ia menyampaikan kabar gembira bahwa akan lahir seorang putra yang panjang umurnya sebagai berkah dari Allah Swt.
Anak tersebut diberi nama Umar sebagai ganti kakak beliau yang telah wafat saat di Indonesia. Maka terbukti apa yang dikatakan oleh Habib Ahmad bahwa Habib Umar usianya sangat panjang sekali mencapai 108 tahun serta seluruh usia itu membawa keberkahan.
Habib Umar bin Muhammad Bin Hud Alathas juga merupakan seorang Wali Qutub. Mulanya, beliau datang ke Indonesia untuk berdakwah di Kwitang Jakarta Pusat. Selain itu, beliau juga berdagang kain di Pasar Tanah Abang. Kemudian beliau juga mendirikan Masjid dan majelis taklim As Saadah sebagai pemberian nama dari sahabat beliau Al Habib Sholeh bin Muchsin Al Hamid.
Tingginya derajat dan maqom beliau menjadikan beliau mulia di sisi Allah Swt karomah. Ketika di Jakarta terjadi kebakaran besar, api sulit dipadamkan. Kemudian datanglah seorang pria berjubah memegang tasbih kemudian setelah itu api menjadi padam. Ternyata beliau adalah Habib Umar Alatas.
Sejak muda, beliau menimba ilmu di Yaman. Kemudian, beliau hijrah ke Indonesia karena ayah beliau Habib Muhammad Alatas sudah berada di Indonesia.
Beliau selalu mengadakan Maulid Nabi dan dihadiri sekitar 100 000 jamaah termasuk dari mancanegara. Beliau selalu mennghidangkan jamuan makanan seperti nasi kebuli, menyembelih ribuan kambing, dan memasak berton-ton beras. Acara Maulid biasanya dilakukan dengan cara pembacaan maulid dan dzikir.
Beliau juga merupakan ulama yang pernah didatangi oleh Nabi Khidir As. Suatu ketika beliau sedang mengadakan pengajian. Tiba-tiba ada seseorang yang meminta nasi kebuli kepada Habib Umar.
Habib Umar kemudian menyuruhnya ke dapur setelah pengajian selesai. Habib umar pun pergi ke dapur. Ketika di dapur, pria itu makan dengan sangat lahap. Habib Uma kemudian bilang kepada jamaahnya bahwa orang tersebut ialah Nabi Khidir As.
Pada tahun 1950, beliau berangkat ke tanah suci Mekkah dan tinggal selama beberapa tahun di Mekkah. Beliau juga belajar kepada para alim ulama dari Kota Mekkah. Beliau dihormati oleh umat islam yang berada di Malaysia, Brunei Darussalam.
Habib Umar wafat pada bulan Agustus tahun 1999 di usia yang ke-108. Habib Umar dimakamkan di Al Hawi Condet Jakarta Timur. Pemakaman beliau dihadiri puluhan ribu jamaah bahkan saking banyaknya, mereka pun harus bergiliran untuk melaksanakan sholat jenazah.
Makam Habib Umar tidak pernah sepi dari peziarah, murid, dan pecinta Habib Umar. Meraka selalu mengenang beliau yang dahulu mendakwahkan dan mengamalkan ajaran Baginda Agung Nabi Muhammad SAW.
Penulis: Naufan Dzaky Anfasa
Mahasiswa Univesitas Negeri Malang










