Belum Ada Kasus PMK di Solo, Ini Langkah Antisipatif Pemkot

Belum Ada Kasus PMK di Solo, Ini Langkah Antisipatif Pemkot

Gaya Hidup | genpi.co | Jum'at, 13 Mei 2022 - 05:30
share

GenPI.co Jateng - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Solo memastikanpenyakit mulut dan kuku (PMK)belum ada di Kota Solo.

Meskipun demikian, dinas melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi masuknya PMK yang menyerang hewan ternak sapi ini.

Kepala Bidang Veteriner Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Solo, Agus Sasmito, mengatakan penyakit PMK belum muncul di Kota Solo.

"Belum ada indikasi, laporan belum ada laporan. Kemudian kan tanggal 11 April lalu kami juga diberi sampel dari kimia Farma dan hasilnya negatif," ujar dia, Kamis (12/5).

Agus menjelaskan laporan itu berdasarkan monitoring yang dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo di Mojosongo.

Selain itu, pihaknyamemperketat lalulintas hewan ternak khususnya sapi dari luar kota.

Kami perketat untuk lebih ditingkatkan dalam hal pemeriksaan kunjungannya hewan yang dipotong. Kami melarang hewan yang berasal dari daerah khususnya Jawa Timur. Kami merencanakan minggu depan monitoring kesehatan sekaligus pemeriksaan kesehatan, papar dia.

Di sisi lain, tingkat penularan PMK ini cukup tinggi antara 90-100%.

"Persentase antarsapi 90%-100%, spesies lain sama. Tapi, ada subtipenya hanya menular angka spesies, tapi sapi kambing gitu, imbuh dia.

Meskipun persentase penularan yang tinggi, namun angka kematian hewan yang terjangkit PMK rendah.

Hewan ternak terjangkit PMK jika mengalami gejala panas, kuku, dan mulut melepuh.

"Cirinya air liurnya berlebihan, luka melepuh di mulut dan kuku, demam panas, kalau gejala sakit untuk menghubungi dinas peternakan, tutur dia.

Menurut dia, PMK merupakan penyakit yang dulu pernah muncul dan menghilang.

"Awal mula dari lalu lintas ternak ini muncul kembali karena pernah tahun berapa ya 1986/1996 saya lupa itu pernah. Ini muncul kembali, istilahnya penyakit lama yang muncul kembali. Bukan penyakit baru," kata dia.

Di samping itu, pihaknya juga melakukan pencegahan.

Misalnya, tidak mendatangkan sapi baru ke kandang. Selain itu, pakan juga harus berasal dari lingkungan sekitar.(*)

Simak video berikut ini:

Topik Menarik