6 Pemilik Kumis yang Paling Terkenal dalam Sejarah, Coba Lihat Kamu Mirip Siapa?
Sejak zaman dulu, pemakaian kumis hingga janggut telah mencerminkan berbagai adat, keyakinan agama, dan selera pribadi bagi kaum adam.
Di zaman dulu, tidak ada perbedaan antara kumis dan jenis rambut karena dipakai bersamaan. Namun, ada berbagai jenis kumis yang cukup terkenal pada masanya. Berikut 5 jenis kulit yang paling terkenal.
1. Ambrose Burnside
Jenderal Perang Saudara Amerika Ambrose Burnside dikenal sebagai pencetus kumis samping, yang kemudian disebut "Cambang", sebuah nama yang terinspirasi dari nama belakangnya.
Burnside menata rambut wajahnya untuk memanjang di setiap pipi. Ujung kumisnya terhubung ke awal garis rambutnya di dekat setiap telinga.
2. Clark Gable
Sepanjang hampir 30 tahun karirnya dalam film, Clark Gable membintangi beberapa produksi Hollywood yang paling berkesan, termasuk "Mutiny on the Bounty" dan "Gone with the Wind".
Gable memakai salah satu kumis paling terkenal di Hollywood selama pertengahan abad ke-20. Kumisnya bisa masuk dalam kategori gaya "kuas pelukis" atau "kap lampu".
3. Adolf Hitler
Di luar peran utama Hitler dalam memulai Perang Dunia II dan pembunuhan jutaan orang Yahudi, diktator ini juga dikenal karena gaya perawatannya yang langsung dapat dikenali.
Apa yang paling dikenali itu? Yakni dari kumisnya yang seperti "Sikat Gigi", sehingga jenis yang dicirikan oleh kumis tebal yang membentang sepanjang hidung dijuluki "Kumis Hitler".
Setelah Perang Dunia II, pria di seluruh dunia meninggalkan kumis sikat gigi karena langsung berhubungan dengan Hitler. Saat ini, gaya kumis ini sudah jarang terlihat.
4. William Howard Taft
Presiden AS William Howard Taft mengenakan kumis "stang" klasik. Meskipun desain dasarnya mirip dengan kumis Salvador Dal, kumis Taft lebih besar dan lebih lebat serta tidak terlalu eksentrik.
5. Groucho Marx
Groucho Marx mungkin salah satu pencetus kumis yang cukup terkenal. Kumis lebarnya yang khas termasuk kategori walrus atau chevron.
6. Salvador Dal
Salvador Dal dikenal karena kumis lilinnya yang tidak biasa seperti lukisan surealisnya. Karya seninya sering menggambarkan dunia mimpi di mana benda-benda biasa disandingkan, diubah bentuknya, atau bermetamorfosis dengan cara yang aneh dan tidak rasional.
Kumis berlilin khasnya, yang oleh American Moustache Institute dimasukkan ke dalam kategori yang disebut "Dal," sempit, dengan ujung runcing panjang yang menanjak tajam ke atas.
Mayat Dal digali pada tahun 2017, sekitar 28 tahun setelah kematiannya, sehingga ahli forensik dapat mengumpulkan DNA sebagai bagian dari setelan ayah. Mereka menemukan bahwa kumisnya masih utuh.
