Review Film: The Lost City, Petualangan Mencari Harta Karun di Kota Hilang yang Penuh Komedi

Review Film: The Lost City, Petualangan Mencari Harta Karun di Kota Hilang yang Penuh Komedi

Gaya Hidup | journal.sociolla.com | Kamis, 24 Maret 2022 - 15:00
share

Apa jadinya jika tiba-tiba kamu diculik oleh seorang konglomerat untuk mencari tahu harta karun di sebuah kota yang telah lama hilang? Bukan tanpa alasan, di dalam kota tersebut memang tersimpan harta karun yang sangat berharga. Yup, film The Lost City berhasil menyita perhatian saya dengan kisah petualangan yang sebenarnya cukup ringan, namun mengandung dialog dan situasi komedi yang sukses mengundang gelak tawa. Yuk, simak ulasan saya untuk film yang diperankan oleh Sandra Bullock dan Channing Tatum ini!

Sinopsis

https://www.youtube.com/watch?v=nfKO9rYDmE8

Seorang penulis novel bernama Loretta Sage (Sandra Bullock) sedang berusaha merampungkan bukunya yang berjudul The Lost City of D. Ia kesulitan untuk menentukan akhir dari ceritanya karena banyak hal membebani pikirannya, termasuk kematian suaminya yang sebelumnya juga kerap ikut melakukan riset untuk novelnya. Akhirnya, ia pun menyerah dan menyelesaikan novel tersebut dengan seadanya. Tapi, novel dengan banyak bumbu romantis tersebut tetap berhasil disukai banyak orang berkat ketampanan Alan (Channing Tatum) yang ada dalam foto sampulnya sebagai karakter Dash dalam novel.

Tak lama setelah acara konferensi pers, Loretta diculik oleh dua orang suruhan konglomerat bernama Abigail Fairfax. Setelah diusut, ternyata Fairfax juga membaca novel The Lost City of D buatan Loretta. Fairfax dengan kekayaan berlimpah memiliki ambisi untuk menemukan sebuah harta karun kuno yang disebutkan dalam novel. Ia kemudian meminta Loretta untuk membantunya menemukan harta karun tersebut dengan cara menerjemahkan arti dari lambang kuno di potongan petunjuk lokasi harta karun. Namun, dengan tegas Loretta menolaknya. Tanpa panjang lebar, Fairfax langsung membawa paksa Loretta berangkat ke kota yang hilang tersebut. Apa yang akan dilakukan Loretta di tengah situasi tersebut? Cari tahu jawabannya dengan menonton film The Lost City di bioskop kesayanganmu, ya!

Kenyataan tak seindah kisah di novel

Dalam film ini, karakter Loretta secara tak langsung kerap mengaku bahwa novel The Lost City of D memiliki cerita romantis yang cheesy. Karakter Dash digambarkan seperti sosok pangeran berkuda yang menyelamatkan perempuannya. Well, di satu sisi Alan memang cukup merasa dekat dengan karakter Dash. Ia ingin menyelamatkan Loretta seperti yang dilakukan Dash dalam novel. Kenyataannya, Alan hampir 180 derajat berbeda dengan Dash. Ia datang bukan dengan kereta kuda dan tak pandai berkelahi.

Karakter tak sempurna yang dimiliki Alan itulah justru yang membuat kisah petualangan dalam film ini makin menarik. Banyak sekali kesialan yang terjadi akibat ulah mereka sendiri. Cara mereka menghadapi situasi genting untuk melarikan dari tangkapan penjahat pun sangat kocak. Salah satu scene yang berhasil memancing tawa saat mereka hendak menyalakan api unggun untuk menghangatkan diri.

Jika dalam dongeng romantis, api unggun akan dinyalakan oleh pangeran yang kuat dengan menggosok batu. Dalam upaya bertahan hidup, Loretta menyalakan api unggun menggunakan essential oil yang ternyata merupakan obat eczema milik Alan. Sementara itu, eczema Alan kebetulan sedang kambuh. Yup, situasi komedi semacam itu banyak digambarkan dalam film ini.

Pendapat saya

Seperti yang saya sudah sampaikan sebelumnya, pendekatan situasi komedi dalam film ini cukup tersampaikan dengan baik. Film dengan situasi komedi biasanya cukup rawan karena bisa mendapat reaksi yang tidak sesuai ekspektasi alias garing. Tapi, sepanjang film ini banyak adegan yang sukses membuat seisi studio tertawa. Tak hanya dari situasi yang digambarkan, namun juga dialognya. Semua pemeran dalam film ini juga terlihat tak memaksakan diri untuk berperan jenaka, mulai dari Sandra Bullock, Channing Tatum, Da\'Vine Joy Randolph, hingga Brad Pitt walaupun hanya sebagai cameo.

Untuk ceritanya sendiri sebenarnya sangat sederhana dan ringan. Bahkan, bisa dibilang cukup klise karena memiliki format plot seperti film petualangan pada umumnya dan happy ending. Kalau harus menyebut kekuarangannya jujur saya agak kesulitan, karena sejak awal saya sendiri juga tak memiliki ekspektasi apapun terhadap film ini. Well, menurut saya The Lost City adalah tipe film yang cocok ditonton ketika kamu sedang butuh hiburan. Kamu tak perlu memusingkan hal-hal yang tak masuk akal. Satu kata yang bisa menggambarkan film The Lost City yaitu enjoyable!

Nah, jika tertarik, kamu sudah bisa menonton film garapan Adam Nee dan Aaron Nee ini di seluruh bioskop di Indonesia, ya!


Topik Menarik