Malam Nisfu Syaban, Sejarah dan Keutamaan

Malam Nisfu Syaban, Sejarah dan Keutamaan

Gaya Hidup | inewsid | Selasa, 15 Maret 2022 - 19:24
share

JAKARTA, iNews.id - Malam Nisfu Syaban, sejarah dan keutamaan mungkin banyak yang belum mengetahuinya. Malam Nisfu Syaban ini diperingati setiap tanggal 15 Syaban dalam kalender Islam.

Nisfu Syaban 2022 jatuh pada Hari Jumat, 18 Maret 2022. Namun, umat Islam sudah bisa memeringati malam Nisfu Syaban pada Kamis (17/3/2022) malam selepas shalat maghrib.Lalu apa malam Nisfu Syaban, sejarah dan keutamaannya? Berikut penjelasan lengkapnya.

Arti Malam Nisfu Syaban

Malam Nisfu Syaban ini diperingati setiap tanggal 15 Syaban dalam kalender Islam. Malam Nisfu Syaban merupakan salah satu malam penuh barokah bagi umat Islam.

Disebutkan dalam hadits bahwa di malam Nisfu Syaban, Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang meminta ampun, dilaporkannya amal tahunan dan pemberian rezeki.

Di malam tersebut, Muslim dianjurkan mengerjakan amalan-amalan saleh, seperti membaca Surat Yasin, shalat sunnah mutlak, memanjatkan doa dan puasa nisfu Syaban.

Dalil malam Nisfu Syaban disebutkan dalam Kitab Sunan Ibn Majah juz 1 halaman 444, hadits nomor 1388:

Dari [Ali bin Abu Thalib] ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Apabila malam nisfu Syaban (pertengahan bulan Syaban), maka shalatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya. Sesungguhnya Allah turun ke langit bumi pada saat itu ketika matahari terbenam, kemudian Dia berfirman: Adakah orang yang meminta ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya? Adakah orang yang meminta rezeki maka Aku akan memberinya rezeki? Adakah orang yang mendapat cobaan maka Aku akan menyembuhkannya? Adakah yang begini, dan adakah yang beginihingga terbit fajar.

Hadits di atas bernilai dhaif. Meski demikian, Muslim tetap boleh mengerjakan amalan puasa Nisfu Sya\'ban dan sholat sunnah mutlak.

Sejarah Malam Nisfu Syaban

Direktur Aswaja Center PWNU Jatim, KH Ma\'ruf Khozin dalam buku kecil berjudul Mana Dalil Nishfu Syaban menjelaskan, beberapa ulama, misalnya al-Hafidz Ibnu Rajab al-Hanbali menyebutkan bahwa amaliyah Malam Nishfu Syaban pertama kali dilakukan oleh kalangan Tabiin di Syam, seperti Luqman bin Amir, Makhul dan sebagainya (Lathaif al-Maarif). Namun sebenarnya kalangan sahabat sudah mengetahui keagungan malam Nishfu Syaban, sebagaimana riwayat berikut:

Al-Waqidi berkata: Di dalam pasukan ini bersama Abdullah bin Jafar (bin Abdul Mutallib) ada Watsilah bin Asqa. Kedatangan mereka ke Syam, yakni Damaskus ke daerah Abi Quds, adalah di malam Nishfu Syaban. Rembulan makin bersinar. Watsilah berkata: Saya berada di dekat Abdullah bin Jafar. Ia berkata kepada saya: Wahai putra Asqa, betapa indahnya dan bersinarnya rembulan malam ini. Saya berkata: Wahai sepupu Rasulullah . Ini adalah malam Nishfu Syaban, malam yang diberkahi nan agung. Di malam inilah rezeki dan ajal akan dicatat.

Di malam ini pula dosa dan kejelekan akan diampuni. Saya ingin beribadah di malam ini. Saya berkata: Perjalanan kita di jalan Allah (perang) lebih baih dari pada beribadah di malamnya. Allah Mahaagung pemberiannya. Abdullah bin Jafar berkata: Kamu benar (al-Waqidi2 dalam Futuh asy-Syam 1/74).

Secara jelas dalam riwayat ini para sahabat sudah punya rencana untuk melakukan amaliyah di malam Nishfu Syaban. Namun karena para sahabat harus berperang untuk penaklukan negeri Syam, maka mereka mendahulukan Jihad.

Kendati para sahabat belum melakukannya, namun melakukan amaliyah ini bukan kategori bidah. Sama seperti sunah azm (rencana kuat) dari Rasulullah untuk berpuasa pada hari Tasua (9 Muharram), namun Nabi wafat terlebih dahulu: Sungguh jika aku masih hidup sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada hari kesembilan (HR Muslim).

Apakah hanya 2 sahabat saja? Ternyata yang tergabung dalam pasukan tersebut terdiri atas beberapa sahabat besar: Pasukan berkuda terdiri dari 500 orang, diantaranya adalah para sahabat yang mengikuti perang Badar. Diantara yang menyertai perjalanan Abdullah bin Jafar adalah Abu Dzar al-Ghifari, Abdullah bin Abi Aufa, Amir bin Rabiah, Abdullah bin Anis, Abdullah bin Tsalabah, Uqbah bin Abdillah as-Sulami, Watsilah bin Asqa, Sahal bin Sad, Abdullah bin Bisyr dan Saib bin Yazid (Futuh asy-Syam 1/72)

Awal Mula Peringatan Malam Nisfu Syaban

Awal mula peringatan Malam Nishfu Sya\'ban dilakukan pertama kali oleh para Tabi\'in (generasi setelah Sahabat Nabi ) di Syam Syria, seperti Khalid bin Ma\'dan (perawi dalam Bukhari dan Muslim), Makhul (perawi dalam Bukhari dan Muslim), Luqman bin \'Amir (al-Hafidz Ibnu Hajar menilainya \'jujur\') dan sebagainya, mereka mengagungkannya dan beribadah di malam tersebut.

Dari mereka inilah kemudian orang-orang mengambil keutamaan Nishfu Sya\'ban. Ketika hal ini menjadi populer di berbagai Negara, maka para ulama berbeda-beda dalam menyikapinya, ada yang menerima diantaranya adalah para ulama di Bashrah (Irak).

Namun kebanyakan ulama Hijaz (Makkah dan Madinah) mengingkarinya seperti Atha\', Ibnu Abi Mulaikah, dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari ulama Madinah dan pendapat beberapa ulama Malikiyah mengatakan: "Semuanya adalah bid\'ah".

Ulama Syam berbeda-beda dalam melakukan ibadah malam Nishfu Sya\'ban. Pertama, dianjurkan dilakukan secara berjamaah di masjid-masjid. Misalnya Khalid bin Ma\'dan, Luqman bin Amir dan lainnya, mereka memakai pakaian terbaiknya, memakai minyak wangi, memakai celak mata dan berada di masjid. Hal ini disetujui oleh Ishaq bin Rahuwaih (salah satu Imam Madzhab yang muktabar), dan beliau mengatakan tentang ibadah malam Nishfu Sya\'ban di masjid secara berjamaah: "Ini bukan bid\'ah".

Dikutip oleh Harb al-Karmani dalam kitabnya al-Masail. Kedua, dimakruhkan untuk berkumpul di masjid pada malam Nishfu Sya\'ban untuk shalat, mendengar cerita-cerita dan berdoa. Namun tidak dimakruhkan jika seseorang salat (sunah mutlak) sendirian di malam tersebut. Ini adalah pendapat al-Auza\'i, imam ulama Syam, ahli fikih yang alim. Inilah yang paling tepat, InsyaAllah. (Syaikh al-Qasthalani dalam Mawahib al-Ladunniyah II/259 yang mengutip dari Ibnu Rajab al-Hanbali dalam Lathaif al-Ma\'arif 151)

Keutamaan Malam Nisfu Syaban

Malam Nisfu Syaban memiliki banyak keutamaan. Karena itu, Muslim dianjurkan mengerjakan amalan saleh dan banyak berdoa kepada Allah.

Berikut 4 keutamaan malam Nisfu Syaban lengkap dengan Dalil

1. Dilaporkan Amal Tahunan

"Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid, ia bertanya kepada Rasulullah : "Wahai Rasulullah , saya tidak menjumpai Engkau berpuasa di bulan-bulan yang lain sebagaimana Engkau berpuasa di bulan Sya\'ban. Rasulullah menjawab: "Sya\'ban adalah bulan yang dilupakan oleh orang-orang antara bulan Rajab dan Ramadlan. Bulan Sya\'ban adalah bulan laporan amal kepada Allah. Maka saya senang amal saya dilaporkan sementara saya dalam kondisi berpuasa" (HR Nasai No 2356, Ahmad No 21753 dan disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah. Baca Fathul Bari Syarah Sahih Bukhari karya al-Hafidz Ibnu Hajar, VI/238. Ibnu Hajar juga menilainya sahih)

2. Catatan Ajal

Syaban bukan sekedar laporan amal tiap tahunan, namun juga catatan ajal: Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah berpuasa bulan Syaban, secara keseluruhan. Saya bertanya: Apakah bulan yang paling Engkau cintai untuk berpuasa adalah Syaban? Nabi menjawab: Sesungguhnya Allah lmencatat kematian tiap seseorang di tahun tersebut (saat bulan Syaban). Dan aku senang saat ajal menjemputku, aku dalam keadaan berpuasa (HR Abu Yala, di dalamnya ada Muslim bin Khalid Az-Zanji, ia dinilai dlaif dan ada yang menilainya sebagai perawi terpercaya1. Al-Bushiri menilai hasan)

3. Rezeki Diturunkan

Di malam Nishfu Syaban dicatat setiap anak manusia yang lahir di tahun itu. Di malam Nishfu Syaban juga dicatat setiap anak manusia yang mati di tahun itu. Di malam Nishfu Syaban amal mereka dicatat dan di malam itu juga rezeki mereka diturunkan (HR al-Baihaqi dalam Fadlail al-Auqat, Nadlar bin Katsir dlaif).

4. Malam Dikabulkan Doa

Keistimewaan malam nisfu Syaban yang lain adalah malam dikabulkan doa atau Lailah Al-Ijabah. Mengapa malam nisfu Syaban disebut malam pengabulan doa? Hal ini dalam hadits Ibnu Abbas disebutkan,

"Lima malam tidak akan ditolak doa di dalamnya, Malam Jumat, Malam Pertama dari bulan Rajab, malam Nisfu Syaban, malam Lailatul Qadar, malam hari raya Idul Adha dan Idul Fitri."

Demikian pembahasan Malam Nisfu Syaban, Sejarah dan Keutamaan.
Wallahu A\'lam

Topik Menarik