Bank Mandiri Cetak Laba Bersih Rp24,5 Triliun di Semester I 2025, Ini Penopangnya

Bank Mandiri Cetak Laba Bersih Rp24,5 Triliun di Semester I 2025, Ini Penopangnya

Ekonomi | sindonews | Jum'at, 19 September 2025 - 10:21
share

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) melaporkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp24,5 triliun pada semester I 2025. Angka ini turun 7,7 secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan laba di periode yang sama tahun 2024 yang mencapai Rp26,55 triliun.

Meskipun demikian, Bank Mandiri mencatatkan kinerja positif dengan pertumbuhan berkelanjutan di berbagai lini bisnis, yang menunjukkan optimisme perseroan. Baca Juga:Terima Bagian Rp55 Triliun, Bank Mandiri Bocorkan Peruntukannya

Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini mengatakan, kinerja ini selaras dengan komitmen perusahaan untuk mengakselerasi transformasi, memperkuat ekosistem sektor produktif yang berorientasi ekspor, serta memperluas dukungan pada sektor ritel dan UMKM.

“Seluruh strategi tersebut sejalan dengan tema utama peringatan HUT ke-27 Bank Mandiri 'Sinergi Majukan Negeri', yang menjadi semangat perseroan untuk terus menghadirkan kontribusi nyata bagi pembangunan ekonomi nasional,” ujar Novita dalam paparan kinerja di Jakarta, Jumat (19/9/2025).

Pada kuartal II 2025, Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil membukukan total aset senilai Rp2.514,68 triliun, naik 11,4 persen YoY.Pertumbuhan aset Bank Mandiri ditopang oleh penyaluran kredit konsolidasi yang mencapai Rp1.701 triliun, meningkat 11 persen YoY. Angka ini jauh melampaui rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan yang tercatat 7,03 persen YoY pada Juni 2025, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Novita menyatakan, bahwa pertumbuhan kredit ini menunjukkan peran aktif Bank Mandiri dalam mendukung pembiayaan di berbagai sektor strategis.

“Pertumbuhan kredit yang kami capai menunjukkan peran aktif Bank Mandiri dalam mendukung pembiayaan produktif di berbagai sektor strategis. Akselerasi kredit difokuskan untuk memperkuat kinerja ekonomi nasional sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat luas," jelas Novita.

Pertumbuhan kredit ini merata di seluruh wilayah, menjangkau sektor-sektor prospektif seperti konstruksi, infrastruktur, perdagangan, energi, makanan dan minuman, serta industri padat karya.

Lewat sinergi yang optimal, segmen UMKM Bank Mandiri juga mencatatkan pertumbuhan signifikan dengan kredit mikro produktif yang tumbuh 12,6 persen secara tahunan pada akhir kuartal II 2025.Selain itu, Novita juga menegaskan bahwa kinerja keuangan Bank Mandiri tetap didampingi dengan prinsip kehati-hatian. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) secara gross bank only terjaga di level 1,08 persen, jauh lebih baik dari rata-rata industri yang sebesar 2,22.

Rasio pencadangan (NPL Coverage Ratio) juga mencapai 273, mencerminkan ketahanan finansial yang kuat. Baca Juga:Penempatan Dana Rp200 Triliun Melanggar Konstitusi dan 3 UU, Didik J Rachbini: Tak Bisa Semau Gue

"Komitmen kami adalah memastikan pertumbuhan kredit yang sehat dengan manajemen risiko yang disiplin. Dengan cara ini, profitabilitas dapat terjaga secara konsisten,” tegas Novita.

Adapun, total Dana Pihak Ketiga (DPK) konsolidasi Bank Mandiri mencapai Rp1.828 triliun, meningkat 10,7 YoY. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan dana murah (Current Account Saving Account/CASA) yang mencapai 78,4, memperkuat likuiditas dan efisiensi biaya dana.

"Kami secara konsisten akan terus melanjutkan strategi pertumbuhan yang berbasis ekosistem dan digitalisasi. Fokus utama kami adalah meningkatkan CASA berbasis transaksional baik di segmen wholesale maupun retail untuk menjaga biaya dana tetap efisien. Strategi ini kami lakukan agar Bank Mandiri tetap menjadi main transactional bank bagi nasabah,” tutup Novita.

Topik Menarik