China Siapkan Stablecoin Yuan, Mampukah Menggeser Dominasi Dolar AS?

China Siapkan Stablecoin Yuan, Mampukah Menggeser Dominasi Dolar AS?

Ekonomi | sindonews | Sabtu, 23 Agustus 2025 - 08:23
share

China mempertimbangkan peluncuran stablecoin berbasis yuan, yang rencananya akan diuji coba di Hong Kong dan Shanghai. Langkah ini dinilai sebagai upaya terbaru Beijing untuk memperkuat posisi yuan dalam sistem keuangan global, meski para analis menilai jalan menuju kesuksesan masih terjal.

Informasi tersebut pertama kali diungkapkan media internasional pada Rabu (20/8), menandai perubahan sikap signifikan Pemerintah China yang sebelumnya cenderung menekan aktivitas kripto, sambil mengembangkan mata uang digital bank sentral (Central Bank Digital Currency/CBDC) yang dikenal sebagai yuan digital.

Baca Juga:Simbol Perlawanan Dolar AS, Mata Uang BRICS Tampilkan Desain Unik

Peneliti senior di Peterson Institute for International Economics, Martin Chorzempa, menilai kehadiran stablecoin yuan bisa membuka peluang baru terutama dalam transaksi lintas batas. "Potensi terbesar stablecoin yuan mungkin terletak pada kemudahan pembayaran lintas negara," ujanya dikutip dari Cointelegraph, Sabtu (23/8).

Meski begitu, Chorzempa menyoroti tantangan utama dalam hal kepercayaan dan fleksibilitas penggunaan. "Jika stablecoin ini tetap menerapkan pembatasan dan pengawasan ketat seperti yuan konvensional, daya tariknya akan jauh di bawah stablecoin berbasis dolar yang lebih bebas digunakan," katanya.Stablecoin yuan diyakini dapat melengkapi, bukan menggantikan yuan digital, yang sejauh ini belum banyak digunakan masyarakat. Dominasi platform pembayaran domestik seperti Alipay dan WeChat Pay membuat CBDC China sulit berkembang di pasar dalam negeri.

CEO perusahaan analitik blockchain ChainArgos, Patrick Tan, menyebut tantangan terbesar bagi stablecoin yuan adalah dominasi dolar dalam ekosistem stablecoin global. "Saat ini, 98 persen transaksi stablecoin menggunakan dolar AS," ujarnya.

Menurut Tan, mayoritas bursa kripto besar yang berbasis di Asiamasih mengandalkan stablecoin dolar sebagai mata uang utama dalam perdagangan aset kripto. "Jika China ingin membuat stablecoin yuan diminati, mereka harus terlebih dahulu menjadikan yuan lebih menarik, dan itu membutuhkan reformasi ekonomi dan politik yang besar," tambahnya.

Meski prospek stablecoin yuan menarik dari sisi geopolitik, sejumlah analis sepakat implementasinya tidak sederhana. Kepercayaan pasar terhadap dolar AS, likuiditas yang tinggi, dan keterbukaan sistem finansial AS masih menjadi keunggulan utama yang sulit disaingi yuan.

Baca Juga:Rusia Kembali Bombardir Ukraina Besar-besaran, Perusahaan AS Ikut HancurLangkah China ini menunjukkan stablecoin kini bukan lagi "infrastruktur teknis" di dunia kripto melainkan juga instrumen strategis dalam persaingan geopolitik global mengenai masa depan mata uang.

Peluncuran stablecoin yuan di Hong Kong dan Shanghai dipandang sebagai uji coba strategis. Kedua wilayah tersebut memiliki peran penting sebagai pusat keuangan internasional dan pintu masuk investasi asing ke China.

Meski penuh tantangan, wacana stablecoin yuan menandai ambisi Beijing untuk meningkatkan peran yuan di pasar internasional, sekaligus mengurangi ketergantungan pada dolar dalam perdagangan global.

Topik Menarik