Ini Kata Analis soal Rencana BEI Perpanjang Jam Perdagangan Saham

Ini Kata Analis soal Rencana BEI Perpanjang Jam Perdagangan Saham

Ekonomi | idxchannel | Minggu, 22 Juni 2025 - 17:40
share

IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji terkait perpanjangan waktu perdagangan pasar saham. Hal itu dilakukan guna menarik investor asing di tengah masifnya aksi jual beberapa waktu terakhir.

Vice President Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi menilai rencana tersebut merupakan hal yang positif. Sebab, perpanjangan aktivitas perdagangan BEI akan berdampak pada kena likuiditas dari transaksi harian.

“Kami membuat simulasi jika rerata transaksi harian sebesar Rp12-Rp15 triliun, maka jika ditambahkan pembukaan lebih awal dan penutupan lebih lambat masing-masing satu jam dapat berpotensi meningkatkan transaksi sebesar 18-31 persen,” ujarnya melalui pesan singkat kepada IDX Channel, ditulis pada Minggu (22/6/2025).

Di samping itu, kata dia, perpanjangan waktu juga berdampak terhadap penyesuaian dengan bursa regional Asia. Sehingga, memungkinkan investor lebih responsif terhadap sentimen global, seperti dengan SGX, HKEX dan Bursa Malaysia.

Lebih lanjut dampaknya juga terhadap potensi peningkatan aktivitas dari jumlah investor seiring dengan waktu yang lebih fleksibel, tidak hanya di jam kerja atau office hour.

“Meski demikian, kami juga mencermati beban yang akan timbul kepada pelaku pasar khususnya Angoota Bursa (AB) dan juga upaya teknis terhadap penyesuaian jam perdagangan tersebut,” ujar Audi.

Audi menyampaikan, BEI dapat melakukan implementasi bertahap pada saham-saham tertentu dan juga kesiapan infrastruktur, terlebih dukungan teknis. Selain itu juga memastikan kesiapan dari para pelaku pasar, baik terkait SDM hingga teknis perdagangan AB.

Sebagai informasi, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menuturkan, kajian ini mempertimbangkan beberapa aspek penting, terutama upaya pendalaman pasar dari sisi permintaan maupun penawaran.

Dalam konteks permintaan, BEI menyoroti segmentasi investor, yakni asing dan lokal. Perhatian khusus diberikan pada pertumbuhan investor ritel lokal yang signifikan dalam tiga tahun terakhir, di mana dominasi pertumbuhan terbesar kini terjadi di luar Pulau Jawa.

"Saat ini kalau kita lihat tiga tahun terakhir saja, pertumbuhan investor baru itu hampir 6 juta orang. Dan 6 juta orang itu menggeser dominasi di Pulau Jawa itu sekarang hanya 67-68 persen," kata Jeffrey di sela acara Sharia Investment Week 2025, Jakarta, Kamis (19/6/2025).

(Dhera Arizona)

Topik Menarik