Bagaimana Perang Israel-Iran Mempengaruhi Harga Energi, Begini Penjelasannya
Serangan Israel ke Irandapat menyebabkan guncangan di pasar keuangan global. Secara khusus, harga minyak melonjak naik 7 pada pertengahan akhir pekan kemarin.
Hal itu memicu kekhawatiran bahwa kita bisa menghadapi periode lain dari lonjakan harga energi yang sangat tinggi, yang akan menyebabkan lonjakan harga untuk segala sesuatu mulai dari bensin, makanan hingga liburan. Itulah yang terjadi setelah Rusia menginvasi Ukraina tiga tahun yang lalu, hingga mempengaruhi kehidupan orang-orang di seluruh dunia.
- Seberapa besar harga minyak telah naik?
Serangan tersebut memicu reaksi instan di pasar. Minyak mentah Brent yang menjadi tolok ukur internasional naik lebih dari 10 sebelum kembali jatuh ke kisaran USD75 per barel.Baca Juga: Pecah Perang Iran vs Israel, Harga Minyak Mentah Bisa Tembus USD90 per Barel
Harga minyak naik dan turun setiap saat sebagai respons terhadap peristiwa geopolitik besar, dan kondisi ekonomi global. Jadi tidak mengejutkan melihat harga minyak bereaksi terhadap serangan Israel kepada Iran.
Namun harga minyak mentah Brent masih sekitar 10 lebih rendah dibandingkan setahun yang lalu. Harga tersebut juga jauh di bawah level tertinggi yang terjadi pada tahun 2022, setelah invasi Rusia ke Ukraina, ketika harganya meroket hingga hampir USD130 per barel.
- Apakah harga bensin dan harga lainnya akan naik?
Ketika harga minyak mentah dunia naik, banyak orang mulai menyadarinya saat berdampak terhadap harga bahan bakar (BBM) atau bensin yang menjadi lebih mahal. Selain itu lonjakan harga energi juga berdampak pada hampir semua harga, mulai dari pertanian hingga manufaktur. Dalam hal makanan, biaya energi yang lebih tinggi dapat menyebabkan harga di supermarkert dan pasar meningkat dalam banyak cara. Hal ini dapat membuat biaya untuk mengoperasikan mesin pertanian, mengangkut hasil pertanian, dan memproses serta mengemas makanan menjadi lebih mahal.Semua itu bisa terjadi jika harga energi tetap tinggi untuk jangka waktu yang lama. Bahkan terkait dengan bensin dan diesel, kenaikan harga minyak mentah hanya berdampak terbatas.
"Aturan kasar adalah kenaikan harga minyak sebesar USD10 akan menambah sekitar 7 sen ke harga di pompa (SPBU)," kata David Oxley dari Capital Economics.
Namun ini bukan hanya soal minyak, dia memperingatkan, masih teringat jelas ketika kejutan harga terjadi yang terkait konflik di Ukraina. Mayoritas karena sebagian besar merupakan respons terhadap kenaikan harga gas, kata Oxley.
Banyak dari kita memanaskan rumah dengan gas, dan di Inggris, harga listrik juga ditentukan berhubungan dengan harga gas. Harga gas juga meningkat setelah serangan Israel ke Iran. Namun secara perlahan, dampaknya bakal mulai dirasakan rumah tangga, karena diterangkan Oxley, mengingat cara kerja pasar, termasuk peran regulator dalam membatasi harga.
- Apakah harga minyak bisa naik lebih tinggi?
Situasi saat ini "sangat signifikan dan memprihatinkan," kata Richard Bronze, kepala geopolitik di perusahaan konsultasi dan penelitian Energy Aspects seperti dilansir BBC. Namun semua itu menurutnya, tidak berarti situasi ini akan memiliki dampak sebesar konflik Ukraina, atau bahkan masalah sebelumnya di Timur Tengah. Pertanyaan utama adalah berapa lama Israel dan Iran terjebak dalam konflik ini, apakah negara lain di kawasan terlibat, dan apakah AS akan turun tangan untuk meredakan situasi.Segalanya tergantung pada apakah, bakal terjadi gangguan nyata terhadap pengiriman di Selat Hormuz, jalur air di lepas pantai selatan Iran, yang merupakan jalur menuju pasar global untuk sekitar sepertiga dari produksi minyak dunia.
"Ini adalah titik penyempitan, sehingga menjadi titik lemah yang signifikan bagi pasar minyak global," kata Bronze.
Skenario tersebut mungkin tidak akan pernah terjadi, tetapi Iran di masalah lalu sempat mengancam dan kini peluangnya lebih besar daripada 24 jam yang lalu. Dan risiko ini menjadi bagian dari apa yang mendorong kenaikan harga.
Tanpa gangguan terhadap pengiriman, harga minyak tidak mungkin tetap tinggi. Pada tahun 2022, menyusul invasi Rusia ke Ukraina, permintaan akan energi semakin meningkat seiring dengan dibukanya kembali ekonomi global setelah Covid. Sekarang ekonomi global menghadapi waktu yang lebih sulit, dan produsen minyak dari Arab Saudi hingga Brasil memiliki kapasitas untuk meningkatkan pasokan minyak yang bisa membantu menurunkan harga.
- Apa arti perang Israel versus Iran bagi ekonomi global?
Skala kenaikan harga energi apapun, dan dampak yang lebih luas, bakal tergantung pada sejauh mana dan apa yang terjadi selanjutnya dalam konflik antara Israel dan Iran. Namun ini memiliki potensi untuk menjadi "guncangan buruk bagi ekonomi global pada waktu yang buruk," kata Mohammed El-Erian, penasihat ekonomi utama di perusahaan manajemen aset Allianz."Bagaimana pun Anda melihatnya, ini menjadi sentimen negatif dalam jangka pendek, serta dampak negatif dalam jangka panjang," paparnya.
Baca Juga: Rp708 Juta per Jam, Inilah Biaya Operasional Jet Tempur F-35 Israel Sekali Terbang
Hal ini menjadi pukulan lain terhadap stabilitas tatanan ekonomi global yang dipimpin AS di saat sudah banyak pertanyaan yang ada. Ekonomi Kapital menghitung bahwa jika harga minyak kembali di atas USD100 per barel, hal itu bisa menambah 1 pada inflasi di negara-negara maju, membuat hidup menjadi lebih sulit bagi bank sentral yang berharap bisa menurunkan suku bunga.
Tapi itu bukan skenario yang paling mungkin menurut proyeksi David Oxley. "Ketidakstabilan di Timur Tengah bukanlah hal baru, kita telah melihat banyak sekali kejadian seperti itu," katanya.
"Dalam waktu seminggu, semuanya mungkin sudah mereda."










