Munggu Hot Spot Investasi Properti Baru yang Menjanjikan di Bali
Kabupaten Badung merupakan salah satu pusat pariwisata Bali yang memiliki destinasi wisata terbanyak dan akomodasi wisata terlengkap dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Pulau Dewata. Badung juga dikenal sebagai daerah yang prospektif untuk investasi, terutama di sektor properti. Pada 2021, Badung menduduki peringkat pertama dalam indeks permintaan properti, disusul oleh Denpasar, Gianyar, Jimbaran, dan Tabanan.
Kawasan ini juga merupakan bagian dari pengembangan Kawasan Metropolitan Bali yang meliputi Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita). Riset yang dilakukan Rumah123 mengungkap, terjadi lonjakan permintaan properti oleh warga negara asing (WNA) di Kabupaten Badung, Bali, yang mencapai 92,1 pada 2023. Baca juga:Laporan BI, Harga Properti di Kuartal I 2025 Merayap Naik 1,07 Persen
Pertumbuhan permintaan properti yang signifikan investor asing tersebut juga diikuti oleh kota-kota lain seperti Denpasar (81,3), Surabaya (49,6), dan Jakarta Utara (46). Kawasan seperti Munggu dan Seseh di Kabupaten Badung mulai diminati baik oleh investor maupun mereka yang ingin tinggal di Bali.
Daerah tersebut menawarkan lingkungan asri dengan hamparan sawah luas yang ideal bagi investor pemula yang ingin mendapat keuntungan dari kenaikan harga properti (capital gain) maupun potensi sewa (rental yield), seiring dengan berkembangnya pariwisata. "Tidak mengherankan jika kawasan Munggu di Kabupaten Badung mulai diincar sebagai lokasi menarik bagi mereka yang ingin tinggal atau berinvestasi properti di Bali," kata Managing Director CORE Concept Living Shanny Poijes dalam siaran pers, Kamis (12/6/2025).
Munggu, Pererenan, dan Canggu merupakan bagian dari Kabupaten Badung, lokasi pariwisata utama di Bali. Canggu merupakan area yang sudah mapan, dikenal dengan kehidupan malamnya yang semarak, komunitas digital nomad, dan harga properti yang tinggi. Pererenan, yang berdekatan dengan Canggu, muncul sebagai alternatif yang trendy namun lebih tenang, di mana kafe dan resor yang terus berkembang. Sementara Munggu adalah salah satu kawasan terakhir di Bali Selatan tempat Anda dapat hidup dengan tenang, namun tetap dapat mengunjungi lokasi-lokasi seperti Ubud, Pererenan, Cemagi—atau bahkan menjelajah ke Tabanan tanpa harus terjebak kemacetan selama berjam-jam.
Jarak antara Munggu dengan Pererenan sekitar 1-3 km, sementara Canggu berjarak 5-8 km. ”Posisi ini menjadikannya pilihan yang menarik untuk tempat tinggal dan investasi, terutama pada tahun 2025, karena pasar pariwisata dan properti di Bali terus tumbuh,” kata Shanny menambahkan,” tuturnya.
Sebagai daerah yang sedang berkembang, Munggu menawarkan kenaikan harga properti yang signifikan, terutama ditopang oleh peningkatan infrastruktur jalan yang baik, peningkatan akses telekomunikasi (salah satunya Starlink yang diluncurkan pada 19 Mei 2024). Termasuk rencana perluasan bandara internasional baru di Bali Utara senilai Rp150 triliun yang mampu menampung 20 juta penumpang per tahun.
Sementara itu, hasil sewa properti di Munggu diperkirakan sebesar 8–12, yang didorong oleh kedekatannya dengan tempat wisata populer seperti Canggu dan Pererenan. Hasil sewa ini tak jauh berbeda dengan di Canggu (7–15) dan Pererenan (10–11 untuk pembangunan baru).
Menurut Shanny Poijes, dengan harga pembelian properti di Munggu yang lebih rendah, tentu saja hal ini dapat menghasilkan persentase pengembalian yang lebih tinggi. Biaya investasi awal yang lebih rendah dan potensi pertumbuhan yang lebih tinggi juga menjadi indikator utama. ”Namun, manfaat terbesar dari Munggu adalah Anda benar-benar dapat bepergian dan menikmati kehidupan sehari-hari yang berkualitas sebagai faktor utamanya,” jelasnya. Baca juga:Mewujudkan Kabupaten Badung Bebas Kabel Udara Semrawut
Pada akhir 2025 ini, CORE Concept Living akan merilis proyek perdana yang digadang sebagai hunian bergaya Skandinasia pertama di Bali yang mengangkat tagline: Scandinavian Design, Balinese Soul di Munggu. Menurut rencana, proyek anyar ini bakal diluncurkan pada Oktober 2025 dan mulai dibangun pada Desember 2025. Sementara serah terima akan dilakukan pada Kuartal keempat 2027 mendatang.
“Ketelitian Skandinavia berpadu dengan spiritualitas Bali, menciptakan hunian yang mendefinisikan ulang kehidupan di Pulau Dewata. CORE Concept Living bukan hanya tentang membangun hunian, namun membangun sebuah warisan di mana keluarga berkembang, persahabatan tumbuh secara organik, dan bangunan yang memiliki nilai dalam jangka panjang,”kata Sanny.










