5 Penguasa Tambang Nikel di Raja Ampat, Ada Konglomerat China, BUMN hingga Perusahaan Hantu

5 Penguasa Tambang Nikel di Raja Ampat, Ada Konglomerat China, BUMN hingga Perusahaan Hantu

Ekonomi | sindonews | Minggu, 8 Juni 2025 - 11:07
share

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan ada lima perusahaan yang menjalankan usaha pertambangan nikel di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. Namun, dari kelima perusahaan tersebut, dua di antaranya masih menyimpan misteri terkait kepemilikannya.

Bahlil mengatakan pihaknya telah mengerahkan tim inspektur tambang untuk melakukan evaluasi dan verifikasi di lapangan terkait aktivitas penambangan di wilayah tersebut. "Saya juga melihat secara objektif apa sebenarnya yang terjadi dan hasilnya nanti dicek oleh tim saya," ujar dia melalui keterangannyam, dikutip Minggu (8/6).

Baca Juga: 10 Artis Indonesia Serukan Tagar #SaveRajaAmpat, Tuntut Perlindungan Alam Papua dari Tambang Nikel

Dari kelima perusahaan yang beroperasi, hanya PT GAG Nikel yang saat ini aktif memproduksi nikel dan berstatus Kontrak Karya (KK). Perusahaan ini tercatat memiliki wilayah izin seluas 13.136 hektar dan terdaftar di aplikasi Mineral One Data Indonesia (MODI) dengan Nomor Akte Perizinan 430.K/30/DJB/2017.

PT GAG Nikel merupakan anak usaha PT Aneka Tambang Tbk (Antam), perusahaan pelat merah Indonesia. Awalnya saham mayoritas dimiliki oleh Asia Pacific Nickel Pty. Ltd asal Australia, namun sejak 2008 seluruh saham telah diakuisisi Antam sehingga perusahaan ini kini sepenuhnya milik BUMN.Selain PT GAG Nikel, ada PT Anugerah Surya Pratama yang merupakan bagian dari Wanxiang Group, konglomerat nikel asal China. Perusahaan ini juga menjalankan operasi tambang nikel di Raja Ampat, meski detail struktur kepemilikan lokalnya tidak dipublikasikan secara transparan.

PT Kawei Sejahtera Mining adalah perusahaan tambang nikel yang baru berdiri pada Agustus 2023 dan telah memiliki izin usaha pertambangan dari Bupati Raja Ampat. Namun, informasi mengenai pemilik atau struktur saham perusahaan ini belum tersedia secara terbuka.

Sementara, PT Mulia Raymond Perkasa yang beroperasi di Pulau Batang Pele dan PT Nurham menjadi dua perusahaan yang masih menjadi misteri. Data publik mengenai kepemilikan, struktur organisasi, maupun aktivitas mereka sangat terbatas dan belum dapat diverifikasi secara resmi.

Penutupan sementara operasi PT GAG Nikel pada 5 Juni 2025 lalu oleh Menteri ESDM merupakan respons atas pengaduan masyarakat yang mengkhawatirkan dampak pertambangan terhadap kawasan wisata Raja Ampat yang terkenal dengan keindahan alam dan keanekaragaman hayatinya.

Baca Juga:Profil PT GAG Nikel, Entitas Milik Antam di Balik Riuh Tambang Nikel Raja AmpatBahlil menegaskan evaluasi menyeluruh akan dilakukan untuk memastikan seluruh kegiatan pertambangan mematuhi peraturan dan tidak merusak lingkungan. "Kami akan cek dan beri rekomendasi untuk langkah selanjutnya," ujarnya.

Berikut 5 perusahaan yang menguasai tambang nikel di Raja Ampat, dilansir dari sejumlah sumber:

1. PT GAG Nikel

PT GAG Nikel sepenuhnya dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam), perusahaan BUMN Indonesia. Awalnya, mayoritas saham PT GAG Nikel dimiliki Asia Pacific Nickel Pty. Ltd (APN Pty. Ltd) sebesar 75 dan Antam 25. Namun sejak 2008, seluruh saham diambil alih Antam sehingga kini PT GAG Nikel sepenuhnya berada di bawah kendali Antam.

2. PT Anugerah Surya PratamaPT Anugerah Surya Pratama merupakan bagian dari Wanxiang Group, sebuah konglomerat nikel asal China. Perusahaan ini beroperasi di sektor pertambangan nikel di Raja Ampat. Informasi detil terkait struktur kepemilikan lokal tidak diungkap secara transparan.

3. PT Kawei Sejahtera Mining

PT Kawei Sejahtera Mining adalah perusahaan tambang nikel yang didirikan pada Agustus 2023 dan terdaftar di Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM. Informasi kepemilikan saham atau pemilik individu tidak dipublikasikan secara terbuka di sumber resmi maupun media. Namun, perusahaan ini memiliki izin usaha pertambangan dari Bupati Raja Ampat.

4. PT Mulia Raymond

PT Mulia Raymond Perkasa beroperasi di Pulau Batang Pele, Raja Ampat. Informasi kepemilikan perusahaan ini sangat terbatas dan tidak transparan. Kantor pusatnya tercatat di The Boulevard Office, Jakarta Pusat, namun tidak ada data publik mengenai pemilik atau struktur sahamnya.5. PT Nurham

Belum ada informasi publik yang tersedia mengenai kepemilikan atau struktur organisasi PT Nurham di sumber-sumber resmi atau media yang dapat diverifikasi hingga saat ini.

Topik Menarik