Duel Ekonomi BRICS vs G7, Siapa yang Paling Kaya di 2025?
Aliansi BRICS dan G7 kini sedang bersaing ketat dalam menguasai dunia moneter dan mempengaruhi kebijakan perdagangan global demi keuntungan masing-masing. Kedua blok ini menjadi kekuatan besar yang saling berhadapan di panggung ekonomi internasional, menantang tatanan keuangan global yang selama ini didominasi oleh negara-negara Barat.
BRICS, yang kini beranggotakan 10 negara yakni Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Uni Emirat Arab, Ethiopia, Indonesia, dan Iran, memiliki populasi sekitar 3,5 hingga 4 miliar jiwa atau 40-45 dari total penduduk dunia. Dilansir dari Watcher Guru, kekuatan utama aliansi ini terletak pada sumber daya alam yang melimpah, dominasi di sektor energi, pertumbuhan kelas menengah yang pesat, serta potensi ekonomi yang besar.
Baca Juga:Amerika Desak India Tinggalkan BRICS: 'Berbisnislah dengan AS'
Sementara, G7 terdiri dari tujuh negara maju yaitu Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Inggris, dengan populasi sekitar 800 juta jiwa atau sekitar 10 dari dunia. Kekuatan G7 lebih banyak pada kekayaan finansial, pengendalian lembaga keuangan global, pengaruh keuangan yang luas, serta supremasi teknologi dan inovasi.
Dari segi ekonomi, pada 2025 BRICS diperkirakan memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) nominal sekitar USD30 hingga USD32 triliun dan PDB berdasarkan Paritas Daya Beli (PPP) mencapai USD60 hingga USD65 triliun. Pangsa BRICS terhadap PDB global diperkirakan mencapai 30 secara nominal dan 35 berdasarkan PPP.Sebaliknya, G7 memiliki PDB nominal yang lebih besar, yaitu sekitar USD45 hingga USD 50 triliun USD, dengan PDB PPP sekitar USD45 hingga USD47 triliun. Pangsa pasar G7 terhadap PDB global mencapai 45 secara nominal dan 30 berdasarkan PPP.
Melihat data tersebut, secara kekayaan tradisional dan pengaruh finansial, G7 masih berada di posisi teratas. Blok Barat ini menguasai lembaga keuangan dunia yang bernilai triliunan dolar setiap hari, memiliki kekayaan per kapita yang jauh lebih tinggi, serta pengaruh geopolitik yang kuat di berbagai belahan dunia.
Namun, BRICS menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dan mulai mengukuhkan posisinya sebagai kekuatan ekonomi baru. Meski belum mampu menyaingi kekayaan per kapita G7, BRICS memiliki keunggulan populasi besar dan sumber daya alam yang strategis, yang menjadi modal penting dalam jangka panjang.
Perbedaan kebijakan dan kepentingan di antara anggota BRICS menjadi tantangan tersendiri dalam memperkuat aliansi ini. Sementara G7 dikenal sebagai blok yang sangat erat dan memiliki koordinasi yang solid dalam mengambil keputusan ekonomi dan politik.
Ke depan, persaingan BRICS dan G7 akan menentukan arah tatanan keuangan global, apakah tetap didominasi oleh negara-negara Barat atau bergeser ke kekuatan ekonomi emerging yang semakin berkembang di Timur dan Selatan. Baca Juga:Donald Trump Larang Warga dari 12 Negara Masuk AS, Ini Daftarnya
Dalam konteks ini, penting bagi Indonesia sebagai anggota BRICS untuk terus memperkuat posisi dan kontribusinya dalam aliansi tersebut, sekaligus menjaga hubungan strategis dengan negara-negara G7 demi keseimbangan dan stabilitas ekonomi global.
Dinamika yang terus berubah, siapa yang lebih kaya di tahun 2025 bukan hanya soal angka PDB, tetapi juga pengaruh politik, inovasi teknologi, dan kemampuan beradaptasi dengan tantangan global.






