PGE Kembangkan Biapong, Peternakan Berbasis Energi Terbarukan di Lahendong
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) Area Lahendong mendorong pembangunan berkelanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan melalui program Bapiara Babi Peternak Geothermal Lahendong (Biapong). Inisiatif yang diluncurkan sejak tahun 2021 ini merupakan kolaborasi antara PGE dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Esa Waya Desa Sendangan, Tomohon, Sulawesi Utara. Tujuan program ini adalah untuk membina dan memberdayakan peternak babi lokal dengan pendekatan berbasis energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan.
General Manager PGE Area Lahendong Novi Purwono mengatakan, Biapong memadukan teknologi energi terbarukan, inovasi lokal, dan pemberdayaan masyarakat.
“Kami berharap program ini tidak hanya menjadi solusi lokal, tetapi juga model replikasi pengembangan peternakan berkelanjutan di berbagai daerah lainnya,” ujar Novi Purwono dalam keterangannya, Kamis (28/5/2025).
Baca Juga:Berdayakan Masyarakat lewat Energi Bersih, PGE Dukung Rangers App
Dia menjelaskan, lokasi peternakan yang terpencil membuat akses listrik konvensional mustahil. Dari sini PGE menghadirkan inovasi dengan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk menyuplai kebutuhan energi peternakan. Listrik berbasis energi surya ini bukan hanya menerangi kandang, juga digunakan untuk menggerakkan operasional seperti pompa air, bahkan kamera pengawas (CCTV) untuk meningkatkan keamanan. "Semua itu tanpa polusi, tanpa biaya solar, dan dengan penghematan signifikan bagi peternak, " kata Novi.
Namun, pada tahun 2023 wabah African Swine Fever (ASF) menyapu sektor peternakan babi di Sulawesi Utara dan menyebabkan penurunan populasi babi secara drastis, dari 130.000 ekor menjadi hanya sekitar 60.000–70.000 ekor. Penurunan ini berdampak pada ketersediaan pangan dan menyebabkan naiknya harga pasar hingga tiga kali lipat dan hilangnya mata pencaharian para peternak.
Saat itu, kata Novi, Biapong menjadi intervensi sosial strategis PGE untuk menanggapi krisis yang tengah dialami warga Tomohon. Salah satu inovasi kunci yang dikembangkan dalam program Biapong adalah produksi eco-atsiri, yang merupakan desinfektan alami berbasis eco-enzyme hasil dari program Bank Sampah "Setor Jo" dan minyak atsiri sereh wangi.
"Solusi ini digunakan untuk menjaga kebersihan kandang dan menekan penyebaran virus tanpa ketergantungan pada bahan kimia sintetis. Tak hanya berfungsi sebagai langkah preventif terhadap ASF, produksi eco-atsiri juga memberi nilai tambah ekonomi karena dapat digunakan atau dipasarkan oleh peternak, " jelas dia.
Program ini telah memberikan dampak positif yang nyata bagi puluhan peternak babi dari kelompok Biapong dan 85 lansia peternak babi yang telah mengikuti pelatihan pembuatan desinfektan eco-atsiri. Selain itu, dari inovasi ini ada lebih dari 1.200 peternak babi di Minahasa yang terbantu dan berhasil menghindari paparan virus ASF. "Peningkatan pendapatan peternak babi pun dirasakan hingga Rp60 juta per tahun sebagai hasil dari efisiensi operasional dan keberhasilan pengendalian penyakit, " tambahnya.
Baca Juga:Inisiatif Keberlanjutan PGE Dukung Kelompok Usaha Perhutanan Sosial
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2024, Sulawesi Utara merupakan produsen daging babi tertinggi kedua di Indonesia dengan produksi rata-rata 27.402 ton per tahun. Tingginya konsumsi masyarakat Minahasa terhadap daging babi yang memiliki nilai sosial dan budaya yang tinggi menjadikan sektor ini sangat penting dalam struktur ekonomi lokal.
Novi menegaskan, PGE Area Lahendong melalui Biapong berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan pemerintah daerah, komunitas lokal, dan kelompok peternak dalam membangun ketahanan ekonomi dan ekosistem peternakan yang sehat dan berkelanjutan. "Program ini tidak hanya menghadirkan solusi teknologi, tetapi juga menjunjung tinggi nilai kearifan lokal dan menjawab kebutuhan nyata masyarakat, " tandasnya.







