Seberapa Menarik Saham Ritel di Tengah Tantangan Daya Beli?

Seberapa Menarik Saham Ritel di Tengah Tantangan Daya Beli?

Ekonomi | idxchannel | Minggu, 25 Mei 2025 - 06:54
share

IDXChannel - Konsumsi masyarakat Indonesia menunjukkan perbaikan pada April 2025 seiring dengan naiknya tingkat inflasi tahunan menjadi 1,95 persen year-on-year (YoY), dibandingkan Maret 2025 di level 1,03 persen.

Peningkatan ini menjadi sinyal positif atas daya beli masyarakat yang mulai pulih. Terutama ditopang oleh kenaikan harga dari sebagian besar kelompok pengeluaran, dengan kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatatkan lonjakan tertinggi sebesar 2,17 persen YoY.

Analis Phintraco Sekuritas, Muhammad Heru Mustofa menilai, perbaikan daya beli tersebut dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja emiten-emiten sektor ritel dalam jangka menengah hingga panjang. 

Selain itu, transformasi digital yang dilakukan oleh para pelaku ritel juga menjadi katalis penting dalam memperluas jangkauan pasar.

“Banyak perusahaan ritel kini mengembangkan platform e-commerce untuk menjangkau konsumen modern yang lebih memilih kemudahan akses digital. Ini juga menjadi solusi menjangkau wilayah yang belum memiliki gerai fisik,” tulis riset tersebut pada Jumat (23/5/2025).

Transformasi digital ini tak hanya berdampak pada konsumen, tetapi juga memperkuat daya saing perusahaan melalui efisiensi distribusi dan akses pasar yang lebih luas. Kondisi ini memperbesar potensi pertumbuhan jangka panjang sektor ritel, apalagi didukung oleh strategi ekspansi gerai yang masih terus dilakukan sejak 2018.

Dari sisi kinerja keuangan, sebagian besar emiten ritel masih membukukan pertumbuhan pendapatan yang solid pada kuartal I-2025. 

Di antaranya PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) mencatat pertumbuhan pendapatan 11,8 persen menjadi Rp32,77 triliun. Disusul PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) yang tumbuh 15,3 persen menjadi Rp5,52 triliun, dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dengan kenaikan 7,2 persen menjadi Rp2,13 triliun.

Namun tidak semua emiten mencatatkan kinerja positif. Salah satunya, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) mencatatkan penurunan pendapatan 4,6 persen menjadi Rp15,88 triliun, disebabkan oleh turunnya penjualan di segmen produk operator dan perangkat seluler.

Meski demikian, sektor ritel tetap dinilai memiliki prospek jangka panjang yang menjanjikan, meskipun tekanan terhadap kelas menengah ke bawah masih menjadi tantangan. 

Dengan mempertimbangkan kinerja kuartalan yang beragam serta faktor makroekonomi, Phintraco Sekuritas memberikan rating netral terhadap sektor ritel.

Berikut estimasi harga wajar dari beberapa emiten ritel yang masuk dalam cakupan riset Phintraco Sekuritas:

  • ERAA: Rp555 per saham
  • AMRT: Rp2.570 per saham
  • MIDI: Rp428 per saham
  • ACES: Rp685 per saham

(DESI ANGRIANI)

Topik Menarik