Alasan Shell Jual Seluruh SPBU di Indonesia

Alasan Shell Jual Seluruh SPBU di Indonesia

Ekonomi | okezone | Sabtu, 24 Mei 2025 - 06:34
share

DUA KERAJAAN Islam besar di Pulau Jawa Mataram dan Banten konon berperang. Peperangan itu terjadi sewaktu Mataram dipimpin oleh Sultan Amangkurat I sebagai raja. Peperangan tersebut merupakan puncak hubungan panas antara Banten dan Mataram. Angkatan laut dan darat pun disiapkan oleh Kesultanan Mataram. 

Saat itu pasukan Mataram konon mengirimkan angkatan laut sejumlah 40 ribu orang personel. Dari jumlah tersebut, 10.000 di antaranya dilengkapi dengan senjata lengkap. Sisanya dikatakan hanya sebagai tukang pukul saja, yang berbaris melalui darat ke Karawang. 

Angkatan laut menyediakan kuda bagi mereka. Dan yang tidak membawa senjata harus membuat jalan melalui daerah pegunungan ke Banten dan memikul bahan-bahan perbekalan. Kemudian diterima berita bahwa tujuan mereka adalah Padia Jarangh yang berada di sebelah selatan Batavia, yaitu Pajajaran dekat Bogor. 

H.J. De Graaf pada "Disintegrasi Mataram : Dibawah Mangkurat I", mengisahkan bagaimana ekspansi peperangan Mataram itu sempat membuat khawatir Batavia. Setelah pada tanggal 27 Oktober 1657 kapiten tua bagi orang Jawa di Batavia menemukan armada yang terdiri dari 40 sampai 50 kapal Jawa di depan Karawang dan mengirimkan berita tentang ini kepada Pemerintah Belanda.

 

Keesokan harinya pejabat keuangan Wijnand Rutgers dikirim ke sana. Pada tanggal 29 Oktober 1657 sudah dijumpainya di dekat Karawang sebuah kapal Jawa, yang menyampaikan berita pertama kepadanya tentang armada Mataram. Pembantu Letnan Pieter Thonissen, yang dikirim ke sana, menemukan di muara kira-kira 27 kapal.

Mereka diterima dengan sangat hormat, walaupun permintaan pelurunya ditolak orang Belanda. Orang-orang Jawa itu menjelaskan, bahwa orang Belanda dianggap sudah menjadi saudara, dan tindakan tidak tertuju pada orang-orang Jawa, tetapi terhadap orang-orang Banten. 

Letnan tersebut ditinggalkan bersama kepala pelabuhan Spijck dengan dua perahu yang berisi cukup banyak bahan makanan untuk melakukan observasi. Pada tanggal 30 Oktober 1657 pemimpin-pemimpin ekspedisi Jawa diundang ke kapal Kompeni. Kecuali di laut, Pemerintah Kompeni juga waspada di darat, dan mengirimkan sebuah regu pengintai untuk mengamati jalan dari Karawang menuju Banten yang melalui daerah pegunungan. 

Orang-orang Jawa itu menyatakan, bahwa mereka tidak bermaksud apa-apa. Mereka pergi ke Banten hanya untuk melihat apa yang sedang dilakukan orang-orang Banten di sana. Selain itu, langkah tersebut agar mereka datang ke sana untuk mengusir orang Banten dari Karawang. 

Topik Menarik