Dorong Ekonomi Syariah, Global Islamic Finance Summit 2025 Siap Digelar

Dorong Ekonomi Syariah, Global Islamic Finance Summit 2025 Siap Digelar

Ekonomi | sindonews | Kamis, 24 April 2025 - 20:54
share

Global Islamic Finance Summit (GIFS) 2025 akan digelar di Jakarta pada 29 April 2025 mendatang. Melalui kegiatan bertema 'Transformative Islamic Finance as Catalyst for Growth' itu diharapkan mendorong transformasi dan inovasi keuangan syariah sebagai katalis utama pertumbuhan ekonomi.

Chief Economist BSI Banjaran Surya Indrastomo mengatakan, Indonesia berambisi menempati posisi pertama Global Islamic Economy Index (GIEI) dalam hal pengembangan ekonomi syariah. Dalam laporan State of the Global Islamic Economy Report (SGIE), Indonesia saat ini berada di posisi ke-3 GIEI di bawah Malaysia dan Arab Saudi.

Dengan posisi Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk muslim tertinggi di dunia, keinginan tersebut menjadi sangat mungkin dicapai. Caranya dengan mendorong peningkatan industri halal baik dari sisi industri keuangan, makanan dan minuman, travel, kosmetik, dan lainnya.

Adapun pengembangan di sektor Islamic Finance menjadi salah satu pendorong tingginya peringkat Indonesia di GIEI. Salah satu caranya yaitu dengan meningkatkan kontribusi sektor keuangan syariah bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional bahkan global, melalui inovasi dan transformasi yang dilakukan.

"Penyelenggaraan literasi baik berskala nasional maupun global, menjadi salah satu faktor yang dilihat dalam menilai pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Dengan demikian, penyelenggaraan BSI GIFS yang tahun 2025 ini mengangkat tema utama “Transformative Islamic Finance as Catalyst for Growth” menjadi sangat krusial, khususnya untuk mendorong posisi Indonesia lebih tinggi lagi di GIEI," katanya dalam acara konferensi pers pra penyelenggaraan BSI GIFS 2025, dikutip Kamis (24/4/2025).

Dia menjelaskan, melalui BSI GIFS 2025, perseroan berupaya menunjukkan kepada seluruh stakeholders bahwa keberadaan ekonomi dan keuangan syariah sangat relevan dengan pengembangan ekonomi nasional dan global.

"BSI GIFS 2025 diharapkan tidak hanya menjadi agenda diskusi dan literasi, namun dapat menginisiasi dan menegaskan gerakan bersama para pemangku kepentingan di sektor ekonomi dan keuangan syariah. Agar mampu untuk bersama-sama mendorong ekonomi dan keuangan syariah untuk merealisasikan Asta Cita demi Indonesia yang adil dan Makmur di masa depan," kata Banjaran.

Dalam penyelenggaraannya, BSI GIFS 2025 akan diisi oleh sejumlah acara menarik dan peluncuran beberapa produk inovasi BSI, di antaranya BEWIZE by BSI, BSI Muslim Consumption Index.

Transaction Banking Group Head BSI Fajar Ari Setiawan mengatakan, BEWIZE by BSI merupakan platform terpadu sebagai solusi untuk transaksi keuangan bagi nasabah perusahaan dan institusi yang didesain untuk membuat #BisnisJadiMudah.

Menurutnya, BEWIZE by BSI berkonsep single sign on sehingga nasabah dapat mengakses layanan Cash Management, Value Chain, Trade Finance dan Foreign Exchange secara end-to-end dengan mudah, tepat, dan aman.

Adapun BSI Muslim Consumption Index (MCI) adalah sebuah indikator ekonomi inovatif yang dikembangkan oleh grup Office of Chief Economist di BSI. Menurutnya, indeks ini secara khusus mengukur dan memantau tren konsumsi masyarakat muslim di Indonesia. Di mana fokus utamanya adalah sektor ekonomi syariah dan gaya hidup muslim.

Pada ajang bergengsi ini pun dilaksanakan parallel sessions BSI Wealth Insight khusus nasabah prioritas. Dalam kesempatan ini Senior Vice President Wealth Management BSI Asri Natanegeri mengatakan, agenda ini sebagai bentuk apresiasi dan privilege kepada nasabah BSI Prioritas, dengan memberikan informasi dan literasi seputar pengelolaan portofolio keuangan syariah di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global.

Beberapa pembicara dan praktisi di antaranya Plt Direktur Utama BSI Bob T. Ananta,CEO BPI Danantara & Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan P. Roeslani, Menteri BUMN Erick Thohir, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia Stella Christie. Selain itu, Co-Founder Paragon Corp Salman Subakat, Professor of Globalization and Development at University of Oxford Ian Goldin, dan para pemikir ekonomi syariah seperti Prof. Mehmet Asutay dan Prof. Habib Ahmed, serta masih banyak lagi.

Topik Menarik