Tambahan Impor dari AS Ganggu Swasembada Pangan? Mendag Buka Suara

Tambahan Impor dari AS Ganggu Swasembada Pangan? Mendag Buka Suara

Ekonomi | okezone | Minggu, 20 April 2025 - 14:02
share

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memastikan kebijakan penambahan impor komoditas pangan dari Amerika Serikat tidak mengganggu program swasembada pangan yang ditargetkan Pemerintah.

1. Produk Impor dari AS

Mendag menjelaskan, produk yang akan di impor dari Amerika itu berbeda dengan komoditas yang ditargetkan mencapai swasembada, seperti beras dan sebagainya. Sehingga kebijakan impor ini hanya untuk kebutuhan pemenuhan permintaan dalam negeri saja.

"Tidak, tidak, sama sekali tidak (ganggu swasembada pangan). Produknya kan berbeda," ujarnya saat ditemui di Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (20/4/2025).

Namun demikian, Mendag Budi mengaku belum bisa membocorkan lebih jauh terkait komoditas yang akan diimpor dari Amerika, sebab masih dalam tahap finalisasi pembahasan dengan Kementerian/Lembaga lain.

"Kalau dari kita sudah mempersiapkan (jenis komoditas yang akan diimpor). Tapi kita belum bisa bicara, termasuk strateginya seperti apa, mungkin nanti ketemu baru dibahas lebih detail," tambahnya.

 

2. Target dalam Waktu 2 Tahun

Mendag menjelaskan, targetnya dalam kurun waktu kurang lebih 2 bulan dari sekarang akan difinalkan terkait kebijakan tambahan impor pangan dari Amerika Serikat. Termasuk jenis komoditas impor yang akan masuk ke pasar Indonesia.

"Kan kemarin itu pertemuan dulu, baru nanti akan negosiasi yang lebih detail. Kita tunggu saja, kalau beliau bilang (Menko Airlangga) 2 bulan harus selesai, kita tunggu saja, negosiasinya masih berjalan," lanjutnya.

3. Pertemuan RI-AS

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menjalin pertemuan dengan 4 Pejabat utama AS yang terkait dengan isu dan kebijakan tarif antara lain Secretary of State AS, United States Trade Representative (USTR) dan Secretary of Commerce AS, serta Secretary of Treasury AS. Juga dengan berbagai Asosiasi Usaha, Lembaga dan pihak swasta serta pihak lain di AS.

Dalam pertemuan tersebut Pemerintah RI telah menyampaikan tawaran dan permintaan kepada Pemerintah AS untuk mencapai perdagangan yang adil dan berimbang (fair and square trade) antara lain membahas peningkatan pembelian Energi, Produk Pertanian, dan EPC, serta mengoptimalkan kerja sama terkait Critical Minerals.

Menko Airlangga menyampaikan, pihak AS merespons sangat positif penawaran dan permintaan Indonesia, dan bersedia untuk menindaklanjuti segera pada level teknis, dengan segera memulai negosiasi di tingkat teknis dengan target menyelesaikan kerangka perjanjian dalam 60 hari.

"Pihak AS telah menyepakati bahwa isu kebijakan tarif dan kerja sama bilateral RI-AS akan dibahas dan diselesaikan dalam waktu 60 hari ke depan," tegas Menko Airlangga.

Topik Menarik