IHSG Pulih, Aksi Buyback Puluhan Emiten Mampu Bangkitkan Optimisme Pasar?

IHSG Pulih, Aksi Buyback Puluhan Emiten Mampu Bangkitkan Optimisme Pasar?

Ekonomi | idxchannel | Minggu, 20 April 2025 - 11:04
share

IDXChannel - Puluhan emiten menggelar aksi pembelian kembali saham atau buyback di tengah kondisi pasar yang fluktuatif.

Aksi korporasi tersebut diumumkan para emiten baik melalui persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) maupun tanpa RUPS.

Kebijakan buyback tanpa RUPS ini berlaku selama 6 bulan sejak 19 Maret 2025. Ini merupakan bentuk dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap pasar modal, khususnya memberikan fleksibilitas bagi emiten untuk menstabilkan harga saham di tengah volatilitas yang tinggi.

Menurut riset Stockbit, Jumat (18/4/2025), aksi buyback puluhan emiten ini dapat membangkitkan optimisme para pelaku pasar khususnya investor domestik.

Namun, pemulihan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang lebih signifikan membutuhkan peningkatan confidence investor asing, sehingga tren foreign outflow dapat berbalik.

Pasalnya, IHSG mencatatkan net foreign outflow yang cukup besar yakni Rp49,5 triliun rupiah sejak awal 2025.

"Kami menilai buyback para emiten, serta sejumlah buyback dari pengendali dan direksi, berpotensi menumbuhkan optimisme para pelaku pasar dari dalam negeri," tulis riset tersebut.

Bangkitnya optimisme pasar tercermin dari performa IHSG yang naik hampir 3 persen hanya dalam empat hari perdagangan yakni periode 14-17 April 2025.

Salah satu pencapaian menonjol adalah lonjakan signifikan pada rata-rata volume transaksi harian, yang tumbuh sebesar 19,22 persen menjadi 22,54 miliar saham dari pekan sebelumnya 18,90 miliar saham.

Penguatan pasar juga tercermin dari kapitalisasi pasar (market cap) BEI yang naik 3,98 persen atau Rp425 triliun, menjadi total Rp11.120 triliun.

Selama sepekan, IHSG menanjak 2,81 persen, ditutup pada level 6.438,269, naik dari posisi 6.262,226 pada akhir pekan sebelumnya.

Secara terpisah, pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai, buyback selalu menjadi katalis positif bagi pasar, karena mengurangi free float dan mengurangi jumlah saham yang beredar.

Dia menjelaskan, posisi buyback yang dilakukan di bottom atau harga bawah biasanya mengindikasikan bahwa valuasi perusahaan sudah cukup murah bagi emiten.

Namun, untuk mendongkrak pasar modal, buyback tidaklah cukup lantaran diperlukan persepsi positif dari sisi ekonomi serta moneter, termasuk rupiah.

“Yang perlu diperhatikan adalah periode buyback serta nilai buyback-nya di angka berapa,” kata Michael kepada IDX Channel, Senin (24/3/2025).

(DESI ANGRIANI)

Topik Menarik