Pelaku Usaha Menjerit Rugi gegara Macet Horor di Jakarta Utara

Pelaku Usaha Menjerit Rugi gegara Macet Horor di Jakarta Utara

Ekonomi | inews | Sabtu, 19 April 2025 - 23:14
share

JAKARTA, iNews.id - Kemacetan parah di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara memberi kerugian yang berarti bagi pelaku usaha swasta, terutama di sektor ekspor dan impor. Diketahui, kemacetan terjadi dari Rabu (16/4) malam hingga Jumat (18/4).

Kemacetan tersebut disebabkan kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok yang membludak.

Ketua Umum DPP Asosiasi Depo Kontainer Indonesia (ASDEKI) Khairul Mahalli mengaku, kemacetan membuat pelaku usaha mengalami kerugian. Bagaimana tidak, ia mengalami keterlambatan ekspor sejumlah komoditas. 

“Itu kemarin yang terlambat untuk berangkat ekspor, yang juga pengurusan barang-barang yang dikeluarkan dari pelabuhan dan sebagainya,” ujar Khairul kepada iNews.id, Sabtu (19/4/2025).

“Jadi ya sekarang dampaknya kan kepada pelaku usaha, kerugian yang dihadapi pelaku usaha, pelaku usaha, sekarang dibebankan kepada siapa?" tutur dia.

Khairul prihatin, persoalan kemacetan di Tanjung Priok yang disebabkan oleh kegiatan bongkar muat di pelabuhan yang melebihi kapasitas. 

PT Pelindo (Persero) selaku operator pelabuhan pun dinilai tidak profesional. Sebab, kapasitas bongkar muat hanya 2.500 per hari dipaksakan menjadi 4.000 - 7.000 per harinya. 

“Sebenarnya kan hal ini sudah berlarut-larut, hal ini gak selesai-selesai, Ya selama ini, ya mungkin kecil-kecil lama-lama kan sampai pada puncaknya kejadian kemarin itu ya (macet),” beber dia. 

Khairul memandang seyogyanya Pelindo mengikuti standar operasional prosedur (SOP) bongkar kuat. Dengan SOP perusahaan merencanakan kapan barang harus dikeluarkan dan kapan harus masuk. 

Apalagi aturannya juga terintegrasi dengan national logistic ecosystem (NLE). Di mana, NLE menjadi ekosistem logistik yang mengintegrasikan seluruh proses logistik di Indonesia, mulai dari kedatangan sarana pengangkut hingga barang tiba di gudang. 

“Ketidak profesionalan, semua kan ada SOP-nya mas, ya semuanya kan ada SOP-nya, sekarang kan antara yang masuk dan keluar itu kan semua punya planning,” ucapnya.

“Kan punya perencanaan kapal yang akan masuk, kalau udah tau kan itu punya jadwal antrian kan mas, sekarang kan tinggal percepatan mas, alatnya ada, semuanya ada, sistemnya ada semua. Sekarang kembali kepada sumber daya manusianya kan mas,” kata Khairul.

Topik Menarik