THR Ojek Online Cair, CEO Gojek Dipanggil Prabowo ke Istana
Chief Executive Officer (CEO) PT GoTo (Gojek Tokopedia) Tbk, Patrick Waluyo merapat ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/3/2025) untuk membahas pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) Ojek Online (Ojol). Mengenakan batik berwarna hijau, Patrick Waluyo tampak didampingi oleh tiga orang yang mengenakan jaket Gojek.
Setibanya di Kompleks Istana Kepresidenan, awak media pun langsung mencecar Patrick dengan pertanyaan tentang pencairan THR Ojol."Nanti juga tahu, nanti ya nanti," kata Patrick singkat.
Lebih lanjut, Patrick pun mengatakan bahwa akan ada pengumuman dari Presiden Prabowo Subianto. Namun dia enggan merinci lebih lanjut.
"Nanti (kami akan menyampaikan) setelah mendengarkan pengumuman dari Bapak langsung," tegasnya.
"Nanti sesudah (bertemu Presiden). Abis acara ya mas ya. Nanti sesudah (...). Nanti dijelaskan pak Menteri," kata Patrick.
Dia kemudian mengatakan, untuk skema akan dijelaskan oleh Menteri terkait. "Nanti tanya sama pak Menteri."
Sebelumnya Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengusulkan agar aplikator memberikan THR 2025 untuk pengemudi ojek online (ojol) berupa uang tunai.
"Kita mintanya nanti adalah dalam bentuk uang tunai," ujar Yassierli saat konferensi pers di Gedung Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Rabu (5/3/2025).
Saat ini skema THR bagi ojol masih dalam tahap finalisasi. Dalam aspek ini Kemenaker bakal menetapkan formula yang dapat mencakup beberapa kriteria seperti jenis angkutan, layanan, hingga jam kerja. "THR ojol kita sedang finalisasi, kita finalisasi. Saya begini teman-teman, terkait dengan THR ojol ini adalah sebuah inisiatif baru," paparnya.
Yassierli menyebut, ruang dialog dengan aplikator terusa dilakukan, sehingga skema THR ojol yang ditetapkan bisa menguntungkan aplikator dan mitra, dalam hal ini pengemudi ojek online.
Beberapa pengusaha responsnya siap. Buktinya beberapa kali kami diskusi itu ada sebuah terkait dengan kontennya itu menurut saya terjadi diskusi. Jadi bukan kekeh-kekehan tapi kemudian mencoba saling memahami," beber dia.
"Ini yang kemudian terkait dengan formula yang kita butuh, butuh waktu melihat kompleksitas tadi," ucap Yassierli.







