Pemerintah Tawarkan Investasi Sektor Ekonomi Hijau untuk Kurangi Emisi 41,2 Persen di 2030

Pemerintah Tawarkan Investasi Sektor Ekonomi Hijau untuk Kurangi Emisi 41,2 Persen di 2030

Ekonomi | inews | Selasa, 21 Mei 2024 - 12:16
share

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menawarkan kepada calon investor baik dari dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi pada sektor ekonomi hijau di Indonesia. Hal ini disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin pada acara KTT World Water Forum ke-10 yang bertajuk Indonesias Energy Transition Pathway: Road to Indonesia Sustainability Forum 2024.

Kaimudin menjelaskan, Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen pada tahun 2030 dari data baseline tahun 2010, dengan memanfaatkan sumber daya nasional.

Sementara dengan dukungan internasional, target ini meningkat menjadi 41,2 persen. Hal ini menunjukkan pendekatan Indonesia dalam memerangi perubahan iklim dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Dengan memanfaatkan sumber daya terbarukan yang kita miliki, goal kita bukan hanya untuk memenuhi target emisi tetapi juga untuk memposisikan Indonesia sebagai pemimpin dalam teknologi energi terbarukan," ujar Kaimudin dalam keterangannya dikutip, Selasa (21/5/2024).

"Untuk mewujudkan visi ini, pemerintah memikul tanggung jawab yang besar untuk menarik investasi yang sesuai dengan potensi ekonomi dan komitmen iklim Indonesia," tuturnya.

Menurutnya, Indonesia merupakan rumah bagi sumber mineral penting (critical mineral) yang melimpah yang merupakan kunci untuk memenuhi permintaan energi terbarukan global yang terus meningkat, serta produksi teknologi transisi energi.

Pemanfaatan mineral di dalam industri hilirisasi juga dapat meningkatkan daya saing Indonesia sebagai pusat teknologi energi terbarukan.

Sesi side event World Water Forum ke-10 ini juga menghadirkan para pelaku penting di sektor energi, termasuk Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy, Direktur Pertamina EP John Anis, EVP Aneka Energi Baru Terbarukan PLN Zainal Arifin.

Dalam sesi tersebut, semua pembicara juga menyerukan pentingnya upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia, upaya perluasan akses dan pendanaan untuk penelitian dan inovasi, terutama di bidang manufaktur dan teknologi di pasar negara berkembang.

"Saat ini, transisi menuju energi bersih sedang terjadi, namun beberapa wilayah masih menghadapi risiko tertinggal, kecuali jika kita dapat meningkatkan sumber daya manusia serta penelitian dan inovasi dalam isu-isu keberlanjutan, yang nantinya akan dapat menarik investasi hijau yang tepat untuk pasar negara berkembang," ucap Rachmat.

Topik Menarik