Harga Minyak Mentah Turun di Tengah Kekhawatiran Suku Bunga AS

Harga Minyak Mentah Turun di Tengah Kekhawatiran Suku Bunga AS

Ekonomi | inews | Selasa, 21 Mei 2024 - 11:23
share

JAKARTA, iNews.id - Harga minyak mentah turun pada pembukaan perdagangan hari Selasa (21/5/2024). Penurunan ini karena investor mengantisipasi inflasi Amerika Serikat (AS) yang berkepanjangan dan suku bunga yang lebih tinggi akan menekan permintaan konsumen dan industri.

Mengutip Reuters , minyak mentah berjangka Brent turun 44 sen atau 0,53 persen menjadi 83,27 dolar AS per barel. Kemudian, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 51 sen atau 0,64 persen menjadi 79,29 dolar AS per barel.

Kedua benchmark tersebut turun kurang dari 1 persen pada hari Senin karena pejabat Federal Reserve (The Fed) mengatakan bahwa mereka sedang menunggu lebih banyak tanda-tanda perlambatan inflasi sebelum mempertimbangkan penurunan suku bunga.

"Kekhawatiran melemahnya permintaan menyebabkan penjualan karena prospek penurunan suku bunga The Fed semakin jauh," ucap Analis di Fujitomi Securities, Toshitaka Tazawa.

Wakil Ketua The Fed, Philip Jefferson menuturkan, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah perlambatan inflasi akan bertahan lama. Sementara, Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic menyebut akan memakan waktu cukup lama bagi bank sentral untuk yakin bahwa perlambatan pertumbuhan harga dapat berkelanjutan.

Adapun, suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya pinjaman, sehingga memberikan kebebasan dana yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

Di sisi lain, pasar tidak terlalu terpengaruh oleh ketidakpastian politik di dua negara penghasil minyak utama.

Investor fokus pada pasokan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan afiliasinya, yang dikenal sebagai OPEC+. Organisasi tersebut dijadwalkan bertemu pada 1 Juni untuk menetapkan kebijakan produksi, termasuk membahas apakah akan memperpanjang pemotongan sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari yang dilakukan beberapa anggota.

OPEC+ disebut dapat memperpanjang beberapa pengurangan produksi secara sukarela jika permintaan gagal meningkat, menurut seorang sumber.

Topik Menarik