Rupiah Anjlok ke Rp16.000, Airlangga: Jangan Khawatir, Cadev BI Masih Besar

Rupiah Anjlok ke Rp16.000, Airlangga: Jangan Khawatir, Cadev BI Masih Besar

Ekonomi | inews | Kamis, 18 April 2024 - 20:31
share

JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta masyarakat tak perlu khawatir nilai tukar rupiah terhadap dolar anjlok hingga ke Rp16.000. Sebab, cadangan devisa (cadev) di Bank Indonesia (BI) masih besar.

"Tapi kalau kita lihat cadev pemerintah yang ada di BI masih besar masih 136 miliar dolar AS, jadi tidak ada yang perlu kita khawatirkan," ucap dia saat konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Menurut Airlangga, pelemahan nilai tukar tidak hanya dialami oleh Indonesia, tetapi juga negara-negara Asia lainnya. Terlebih, pelemahan terjadi akibat faktor internal Amerika Serikat bukan dari Indonesia sehingga fundamental RI masih dinilai kuat.

"Tadi sudah saya sampaikan mata uang berbagai negara terhadap dolar AS melemah, bukan karena yang lain lemah (tapi) karena US-nya, dan kita fundamental secara keseluruhan kuat, tentu skenario-skenario lainnya kita pemerintah siap dengan statement yang tadi APBN sebagai bantalan," ucap Airlangga.

Sebelumnya, Ekonom Josua Pardede menilai masyarakat tidak perlu khawatir terhadap pelemahan rupiah yang terjadi saat ini. Sebab menurutnya, pada masyarakat luas, dampak pelemahan nilai tukar rupiah ini cenderung kecil.

Hal itu karena masyarakat yang memiliki pendapatan dan pengeluaran dalam rupiah tidak memiliki dampak dari pelemahan rupiah tersebut.

Oleh sebab itu, masyarakat pun juga tidak perlu khawatir dengan dampak dari pelemahan rupiah terhadap daya beli masyarakat dan perekonomian domestik," ujarnya ketika dihubungi iNews.id, Selasa (17/4/2024).

Adapun yang perlu dipahami, lanjut Josua, meskipun nilai tukar NDF rupiah terhadap dolar AS menembus level 16.000, namun kondisinya sangat berbeda dengan krisis tahun 1998 yang di mana rupiah melemah dari level 4.000 per dollar menjadi 16.000 karena krisis mata uang yang menyebar dari pelemahan Bath Thailand.

Sementara pada saat krisis pandemi 2020 sekalipun rupiah juga melemah hingga menembus level 16.000, namun pelemahan rupiah tersebut tidak permanen.

"Jadi intinya sekalipun rupiah mendekati level 16.000 namun perlu dipahami bahwa nilai tukar rupiah pada akhir tahun 2023 yang lalu ditutup di level 15.397 per dolar, yang artinya pelemahan rupiah tidak lebih dalam pelemahan yang terjadi pada tahun 1998 karena faktor fundamental ekonomi Indonesia saat ini juga masih solid dan kuat," tutur Josua.

Topik Menarik