Airlangga Pastikan Rupiah dan Pasar Modal Terkendali Imbas Serangan Iran ke Israel

Airlangga Pastikan Rupiah dan Pasar Modal Terkendali Imbas Serangan Iran ke Israel

Ekonomi | inews | Selasa, 16 April 2024 - 07:18
share

JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto menyinggung situasi ketegangan yang saat ini terjadi antara Iran dan Israel baru-baru ini. Dia memastikan situasi perekonomian di Indonesia masih terkendali.

Airlangga menuturkan, Kementerian Koordinatong Bidang Perekonomian telah menjalin komunikasi dengan sejumlah Duta Besar (Dubes) yang ada di Timur Tengah, seperti Lebanon, Yordania, dan Iran.

"Kita membahas situasi terkini dan InsyaAllah situasi Indonesia saat sekarang, kita masih wait and watch. Namun kalau kita lihat situasi baik itu rupiah maupun pasar modal, relatif terkendali," ucap Airlangga dalam sambutannya di acara Halal Bihalal Partai Golkar, di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Senin (15/4/2024).

Dia menambahkan, kondisi perekonomian di Amerika Serikat (AS) juga menunjukkan situasi yang membaik. Inflasi yang terjadi beberapa waktu belakangan ini telah menunjukkan adanya penurunan.

"Sehingga capital flight itu yang harus kita jaga. Namun dengan ketenangan kita mengantisipasi berbagai krisis di masa lalu, kita yakin kita bisa menangani krisis ke depan juga," tuturnya.

Sebelumnya, Airlangga menggelar rapat terbatas pada, Senin (15/4/2024), untuk membahas dampak konflik antara Iran dan Israel yang sedang memanas. Rapat tersebut digelar dengan seluruh unsur Kedeputian pada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian berikut dengan sejumlah Duta Besar. 

Airlangga menuturkan, pemerintah akan mengambil langkah antisipasi pada beberapa sektor ekonomi.

“Rambatan dampak (eskalasi konflik) kepada pasar finansial Indonesia baru akan terlihat saat pembukaan pasar besok pagi (Selasa, 16/04). Namun langkah-langkah antisipatif akan disiapkan untuk menjaga kepercayaan pasar atas dampak potensi semakin meningkatnya harga komoditas terutama minyak akibat terganggunya pasokan, serta kenaikan harga emas, sebagai aset safe haven, dan rambatan ke sektor lainnya,” ujar Airlangga dikutip iNews.id, Senin.

Tak hanya berdampak pada komoditas minyak, kata Airlangga, hal ini juga akan menyebabkan kenaikan harga pangan, seperti gandum, minyak, dan komponen alat-alat produksi dari Eropa. Sebab, akan terjadi gangguan pada rantai pasokan melalui Terusan Suez yang akan berdampak langsung setidaknya pada kenaikan biaya kargo.

Topik Menarik