Harga Minyak Mentah Menguat 4 Persen dalam Sepekan Imbas Konflik Timur Tengah

Harga Minyak Mentah Menguat 4 Persen dalam Sepekan Imbas Konflik Timur Tengah

Ekonomi | inews | Minggu, 7 April 2024 - 06:37
share

HOUSTON, iNews.id - Harga minyak mentah dunia Brent dan West Texas Intermediate (WTI) AS naik lebih dari 1 dolar AS perbarel pada perdagangan akhir pekan atau Jumat waktu setempat. Kenaikan ini karena pasar mengamati tanda-tanda konflik langsung di Timur Tengah antara Israel dan Iran yang dapat semakin memperketat pasokan.

Mengutip Reuters , minyak mentah Brent ditutup pada 91,17 dolar AS per barel, naik 52 sen atau 0,57 persen. Minyak mentah WTI AS berakhir pada 86,91 dolar AS per barel, naik 32 sen atau 0,37 persen. Kedua benchmark tersebut ditutup pada hari Kamis di level tertinggi sejak Oktober.

Brent dan WTI diperkirakan mencatat kenaikan lebih dari 4 persen pada minggu ini setelah Iran, produsen OPEC terbesar ketiga, bersumpah akan membalas dendam terhadap Israel atas serangan yang menewaskan personel militer tingkat tinggi Iran.

Jika Iran langsung menyerang Israel, hal itu belum pernah terjadi sebelumnya. Ini hanyalah domino risiko geopolitik," ucap Analis di Price Futures Group, Phil Flynn dalam keterangannya dikutip, Minggu (7/4/2024).

Adapun, Israel belum mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap kompleks kedutaan Iran di Suriah pada hari Senin.

Sementara itu, serangan pesawat tak berawak Ukraina yang sedang berlangsung terhadap kilang-kilang di Rusia mungkin telah mengganggu lebih dari 15 persen kapasitas produksi Rusia, sehingga berdampak pada produksi bahan bakar negara tersebutm menurut salah seorang pejabat NATO.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, pada minggu ini mempertahankan kebijakan pasokan minyaknya dan menekan beberapa negara untuk meningkatkan kepatuhan terhadap pengurangan produksi.

Selain itu, pertumbuhan lapangan kerja AS melonjak pada Maret melampaui ekspektasi, menurut data resmi yang dirilis pada hari Jumat yang juga menunjukkan kenaikan upah yang stabil. Pertambahan 303.000 lapangan kerja pada bulan lalu menunjukkan kemungkinan kuatnya permintaan minyak. Namun, hal ini berpotensi menunda antisipasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS pada akhir tahun ini.

Permintaan minyak global diperkirakan tumbuh sebesar 1,4 juta barel per hari (bph) pada kuartal pertama 2024.

Perusahaan-perusahaan energi AS minggu ini mengurangi jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi selama tiga minggu berturut-turut untuk pertama kalinya sejak Oktober, menurut laporan perusahaan jasa energi Baker Hughes.

Jumlah rig minyak dan gas, yang merupakan indikator awal produksi di masa depan, turun satu rig menjadi 620 rig dalam sepekan hingga tanggal 5 April, terendah sejak awal Februari.

Topik Menarik