Harga Minyak Mentah Makin Panas, Brent Tembus 90 Dolar AS per Barel

Harga Minyak Mentah Makin Panas, Brent Tembus 90 Dolar AS per Barel

Ekonomi | inews | Jum'at, 5 April 2024 - 07:28
share

NEW YORK, iNews.id - Harga minyak mentah melanjutkan kenaikannya pada penutupan, Kamis (4/4/2024) waktu setempat. Hal ini imbas dari ketegangan geopolitik dan penurunan produksi melebihi kehati-hatian terhadap penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed).

Mengutip Reuters , minyak mentah jenis Brent berjangka untuk Juni naik di atas 91 dolar AS per barel sebelum ditutup naik 1,30 dolar AS atau 1,5 persen menjadi 90,65 dolar AS per barel. Minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk Mei ditutup naik 1,16 dolar AS atau 1,4 persen menjadi 86,59 dolar AS per barel.

Kedua kontrak ditutup di level tertinggi sejak Oktober dan terus naik setelah sesi berakhir, setelah menerima dukungan dalam beberapa hari terakhir dari meningkatnya ketegangan geopolitik dan potensi risiko pasokan.

Harga minyak naik pada hari Kamis menyusul laporan berita bahwa kedutaan besar Israel di seluruh dunia telah disiagakan karena meningkatnya ancaman serangan Iran terhadap diplomat Israel.

Iran, produsen terbesar ketiga di OPEC, telah bersumpah akan membalas perlakuan Israel atas serangan pada hari Senin yang menewaskan personel militer tingkat tinggi Iran. Namun, Israel sampai saat ini belum mengaku atau bertanggung jawab atas serangan terhadap kompleks kedutaan Iran di Suriah.

Dengan perubahan geopolitik ini, Washington mengeluarkan teguran publik yang paling keras terhadap Israel pada hari Kamis sejak dimulainya perang dengan Hamas dan memperingatkan bahwa kebijakan AS terhadap Gaza akan ditentukan oleh apakah Israel mengambil langkah-langkah untuk mengatasi keselamatan warga sipil Palestina dan pihak lainnya.

AS pada hari Kamis memberlakukan sanksi kontra-terorisme baru terkait Iran terhadap Oceanlink Maritime DMCC dan kapal-kapalnya, dengan alasan perannya dalam mengirimkan komoditas atas nama militer Iran.

AS menggunakan sanksi keuangan untuk mengisolasi Iran guna mengganggu kemampuannya mendanai kelompok proksinya dan menghambat dukungan negara tersebut terhadap perang Rusia di Ukraina, menurut Departemen Keuangan AS.

Kenaikan minyak baru-baru ini juga terjadi setelah serangan Ukraina terhadap kilang Rusia yang mengurangi pasokan bahan bakar dan kabar dari perusahaan energi negara Meksiko, Pemex, meminta unit perdagangannya untuk membatalkan ekspor minyak mentah hingga 436.000 barel per hari pada bulan ini karena perusahaan tersebut bersiap untuk memproses minyak dalam negeri di pabrik baru Kilang Dos Bocas.

Semua faktor geopolitik ini terjadi secara bersamaan, mendorong sentimen bullish dan pada akhirnya terjadi aksi ambil untung, ucap Manajer Portofolio Senior Altimo LLC, Frank Monkham.

Pertemuan para menteri utama Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) termasuk Rusia, mempertahankan kebijakan pasokan minyak tidak berubah pada hari Rabu dan menekan beberapa negara untuk meningkatkan kepatuhan terhadap pengurangan produksi.

Kelompok tersebut menyebut beberapa anggota akan mengkompensasi kelebihan pasokan pada kuartal I 2024. Selain itu, Rusia akan beralih ke produksi daripada membatasi ekspor.

Topik Menarik