Harga Minyak Mentah Menguat di Tengah Kenaikan Persediaan AS

Harga Minyak Mentah Menguat di Tengah Kenaikan Persediaan AS

Ekonomi | inews | Kamis, 28 Maret 2024 - 14:32
share

HOUSTON, iNews.id - Harga minyak mentah menguat pada perdagangan Kamis (28/3/2024) menyusul penurunan dua sesi berturut-turut. Hal ini karena investor menilai kembali data terbaru persediaan minyak mentah dan bensin di Amerika Serikat (AS) dan kembali ke mode pembelian.

Mengutip Reuters , minyak mentah berjangka Brent untuk bulan Mei naik 31 sen atau 0,4 persen menjadi 86,40 dolar AS per barel, sementara kontrak Juni yang lebih aktif diperdagangkan naik 32 sen, atau 0,4 persen menjadi 85,73 dolar AS. Kontrak Mei berakhir pada hari Kamis.

Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei naik 39 sen atau 0,50 persen menjadi 81,74 dolar AS per barel.

Kedua tolok ukur tersebut berada di jalur yang tepat peningkatan selama tiga bulan berturut-turut, dan naik sekitar 4,5 persen dari bulan lalu.

Pada sesi sebelumnya, harga minyak tertekan menyusul kenaikan tak terduga persediaan minyak mentah dan bensin AS pada minggu lalu dan didorong oleh kenaikan impor minyak mentah serta lesunya permintaan bensin, menurut data Badan Informasi Energi (EIA).

"Kami memperkirakan persediaan minyak AS akan naik kurang dari biasanya sebagai cerminan dari defisit tipis pasar minyak global," ucap Kepala Analis Komoditas di SEB Research, Bjarne Schieldrop dalam sebuah catatan.

Selain itu, peningkatan juga didorong tingkat pemanfaatan kilang di AS, yang naik 0,9 poin persentase pada minggu lalu.

Data inflasi yang mengecewakan baru-baru ini menegaskan alasan bagi Federal Reserve (The Fed) AS untuk menunda pemotongan target suku bunga jangka pendeknya. Namun, ini tidak mengesampingkan pemangkasan suku bunga di akhir tahun.

"Pasar sedang berkumpul pada awal bulan Juni untuk melakukan pemotongan suku bunga bagi The Fed dan Bank Sentral Eropa," kata analis JPMorgan dalam sebuah catatan.

Investor akan mengamati isyarat dari pertemuan Komite Pemantauan Gabungan Kementerian dari kelompok produsen Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) minggu depan di tengah kekhawatiran pasokan atas risiko geopolitik.

OPEC+ kemungkinan tidak akan melakukan perubahan kebijakan produksi minyak sampai pertemuan tingkat menteri penuh pada bulan Juni, namun tanda-tanda anggota tidak mematuhi kuota produksi saat ini akan dipandang sebagai sentimen penguatan.

Topik Menarik