Kementan dan FAO Percepat Vaksinasi Hewan Ternak untuk Cegah Kembalinya Wabah PMK

Kementan dan FAO Percepat Vaksinasi Hewan Ternak untuk Cegah Kembalinya Wabah PMK

Ekonomi | inews | Kamis, 28 Maret 2024 - 05:25
share

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-bangsa (FAO) serta dukungan Pemerintah Australia mempercepat program vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di delapan kabupaten di lima provinsi. Kabupaten tersebut yaitu, Kabupaten Indragiri Hulu (Riau), Kabupaten Sukabumi (Jawa Barat), Kabupaten Barru (Sulawesi Selatan), Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat), serta Kabupaten Pati, Rembang, dan Wonogiri (Jawa Tengah).

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah menuturkan, sebanyak 58.448 ekor ternak termasuk sapi potong, sapi perah, kambing, dan domba telah berhasil divaksinasi melalui program vaksinasi yang berjalan dari Februari hingga Maret 2024.

Adapun, vaksinasi tidak hanya dilakukan di daerah-daerah tersebut, namun dilaksanakan juga di wilayah lain yang tertular PMK.

Akselerasi vaksinasi kita lakukan di daerah padat ternak, khususnya pada produsen ternak yang tinggi lalu lintas ternaknya, ujar Nasrullah dalam keterangan tertulis, Rabu (27/3/2024).

Lebih lanjut, Nasrullah menjelaskan bahwa dalam program percepatan vaksinasi ini, pihaknya meminta Dinas Kabupaten menyiapkan vaksinator di setiap lokasi target untuk memetakan wilayah vaksinasi, hewan, dan jumlah ternak yang perlu divaksinasi, serta merencanakan kegiatan edukasi kepada para peternak.

"Saya berharap bahwa dari kegiatan ini, dinas dan tim vaksinator serta semua pihak yang terlibat untuk berkomitmen bersama dalam memacu vaksinasi PMK di lapangan," ucapnya.

Pada Mei 2022, Indonesia kembali melaporkan kemunculan wabah PMK yang berdampak pada populasi ternak sejak dinyatakan bebas PMK pada 1990. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan darurat nasional pada 29 Juni 2022 hingga 31 Desember 2022 akibat tingginya penyebaran PMK di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Wabah ini menyebabkan kerugian yang signifikan, baik pada populasi ternak maupun mata pencaharian masyarakat pedesaan.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Kesehatan Hewan Kementan, Nuryani Zainuddin menyampaikan, hingga saat ini kasus PMK masih terus dilaporkan dari beberapa provinsi. Nuryani menegaskan, munculnya kasus PMK menandakan bahwa virus masih beredar sehingga potensi penularan penyakit masih mungkin terjadi.

PMK disebabkan oleh virus yang sampai saat ini belum ada pengobatan yang efektif, sehingga langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah pencegahan dengan vaksinasi berkala setiap enam bulan sekali, ucap Nuryani.

Adapun kegiatan percepatan vaksinasi rencananya akan terus dilakukan secara bertahap di daerah-daerah potensial hingga hari raya Idul Adha. Upaya vaksinasi ini untuk mengantisipasi lonjakan kasus PMK yang dapat menimbulkan kerugian bagi peternak karena ternak yang sakit mendekati masa panen di hari libur.

Tim kami turun langsung ke lapangan untuk mengoptimalkan percepatan vaksinasi untuk pendampingan dan pemantauan pelaksanaan vaksinasi, katanya.

Seorang peternak sapi di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Imah merasakan manfaat dari program vaksinasi ini. Sapi saya sudah mendapat tiga kali vaksinasi dan tidak pernah sakit lagi. Pemerintah juga menyediakan vitamin untuk pakan, kata Imah.

Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor-Leste, Rajendra Aryal menuturkan, program vaksinasi PMK ini secara keseluruhan telah meningkatkan kesehatan ternak dan mencegah kemungkinan wabah. Adapun, vaksinasi merupakan salah satu kunci pengendalian PMK dan diperlukan kolaborasi untuk mempercepat vaksinasi di berbagai wilayah Indonesia.

FAO akan terus bekerja sama untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya tersebut dengan memberikan bantuan teknis dalam deteksi, investigasi, pengawasan, dan respons wabah PMK, kata Rajendra.

Kepala Tenaga Kesehatan Hewan Australia, Beth Cookson menekankan bahwa program vaksinasi diharapkan dapat memperkuat ketahanan kesehatan hewan di kawasan, serta memberikan keberlanjutan, dan respons yang efektif terhadap penyakit hewan lintas batas yang berdampak tinggi.

Munculnya wabah PMK pada populasi ternak di Indonesia menyoroti pentingnya mekanisme pelaporan penyakit dan manajemen wabah penyakit yang responsif untuk mengurangi dampak wabah di masa depan. Pemerintah Australia, melalui Departemen Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, serta Departemen Luar Negeri dan Perdagangan, mendukung pelaksanaan program PMK bersama Pemerintah Indonesia dan FAO, ujar Beth.

Beth juga memuji pendekatan kolaboratif dalam program vaksinasi FMD, Australia telah memasok 4 juta dosis vaksin PMK dan berkomitmen mendukung Indonesia dalam merespons PMK. Kolaborasi antar lembaga dan pemerintah serta keterlibatan dengan pemilik ternak telah menunjukkan hasil yang menjanjikan bagi kesehatan hewan dan penghidupan masyarakat di wilayah yang terkena dampak FMD di Indonesia, ujarnya.

Topik Menarik