Harga Minyak Mentah Menguat Imbas Serangan Ukraina ke Fasilitas Energi Rusia

Harga Minyak Mentah Menguat Imbas Serangan Ukraina ke Fasilitas Energi Rusia

Ekonomi | inews | Selasa, 19 Maret 2024 - 06:34
share

NEW YORK, iNews.id - Harga minyak mentah dunia menguat sekitar 2 persen ke level tertinggi dalam empat bulan pada perdagangan, Senin (19/3/2024) waktu setempat. Hal ini didorong serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia hingga rendahnya ekspor minyak dari Irak dan Arab Saudi.

Brent berjangka naik 1,55 dolar AS atau 1,8 persen menjadi 86,89 dolar AS per barel. Sementara, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 1,68 dolar AS atau 2,1 persen menjadi 82,72 dolar AS per barel.

Mengutip Reuters, hal ini mendorong kedua minyak acuan tersebut overbought secara teknis dengan Brent ditutup pada level tertinggi sejak 31 Oktober dan WTI ditutup pada level tertinggi sejak 27 Oktober.

Adapun serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia telah menghentikan sekitar 7 persen kapasitas penyulingan pada kuartal pertama tahun ini. 

Pelaku pasar mengatakan, penghentian kilang akan mendorong Rusia untuk meningkatkan ekspor minyak melalui pelabuhan baratnya pada bulan Maret sebesar hampir 200.000 barel per hari menjadi sekitar 2,15 juta barel per hari.

Dari sisi pasokan, Irak, produsen terbesar kedua Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), mengatakan akan mengurangi ekspor minyak mentah menjadi 3,3 juta barel per hari (bph) dalam beberapa bulan mendatang sebagai kompensasi atas melebihi kuota OPEC+ sejak Januari. Ini merupakan sebuah janji yang akan mengurangi pengiriman sebesar 130.000 barel per hari dari bulan lalu.

Pada Januari dan Februari, Irak memproduksi minyak lebih banyak daripada target produksi yang ditetapkan pada Januari ketika beberapa anggota OPEC dan sekutunya seperti Rusia, kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, setuju untuk mendukung harga di pasar.

Di Arab Saudi, produsen terbesar OPEC, ekspor minyak mentah turun untuk bulan kedua berturut-turut, turun menjadi 6,297 juta barel per hari di Januari dari 6,308 juta barel per hari di Desember.

Sementara itu, produksi minyak di AS dari wilayah penghasil terbesar akan meningkat pada April ke level tertinggi dalam empat bulan, menurut perkiraan energi federal.

Kemudian, negara importir minyak terbesar di dunia, China mencatatkan produksi pabrik dan penjualan ritelnya melampaui ekspektasi pada periode Januari-Februari 2024. Ini menandai awal yang baik untuk 2024 dan memberikan sedikit keringanan kepada para pembuat kebijakan bahkan ketika pelemahan di sektor properti masih menjadi hambatan bagi perekonomian.

Produksi minyak mentah China pada Januari dan Februari naik 3 persen dibandingkan dengan dua bulan yang sama tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena kilang meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan yang tinggi terhadap bahan bakar transportasi selama periode perjalanan Tahun Baru Imlek yang sibuk.

Topik Menarik