Kemendag Ungkap Migrasi TikTok Shop ke Tokopedia Capai 87 Persen

Kemendag Ungkap Migrasi TikTok Shop ke Tokopedia Capai 87 Persen

Ekonomi | inews | Selasa, 19 Maret 2024 - 05:00
share

JAKARTA, iNews.id - Proses migrasi Tiktok Shop ke Tokopedia terus menunjukkan perkembangan. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag) prosesnya migrasinya sudah mencapai lebih dari 87 persen.

Proses migrasi dan integrasi sistem untuk kategori yang bersifat substansial, sebagian besar sudah rampung. Antara lain, pemisahan data, sistem elektronik, pembayaran hingga tampilan depan aplikasi.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Isy Kari menyebut proses migrasi dibagi ke dalam tiga kategori, yakni pembayaran, data dan merchant operational. Saat ini yang terlihat perubahannya dari sisi tampilan, sehingga pelanggan bisa merasakan perbedaan dengan sebelumnya.

Sementara, link untuk tagihan pembayaran (invoice) dalam tahap penyempurnaan, yang diharapkan bisa tuntas secepatnya agar proses integrasi menjadi genap 100 persen.

Pada praktiknya, kata dia, tampilan aplikasi Shop Tokopedia terlihat perubahan cukup mencolok. Jika pelanggan belanja melalui keranjang kuning di lapak seller di Tiktok, akan terdapat notifikasi dan pemberitahuan bahwa transaksi diproses oleh sistem Tokopedia.

Begitu pula setelah transaksi selesai, semua data pesanan, order atau pembelian, sudah tercatat sebagai pemesanan ke Tokopedia. Isy menilai, migrasi secara backend seperti yang dilakukan Tiktok dan Tokopedia bisa ditiru platform media sosial lain, semisal Instagram ataupun Facebook yang dapat menyediakan fitur belanja online.

Ya bisa saja sepanjang memenuhi ketentuan Permendag nomor 31, ujar Isy, Senin (18/3/2024).

Dia mencontohkan, sistem backend yang diadopsi pada fitur transaksi Shop Tokopedia dalam aplikasi TikTok sebagai poin berisikan link dalam sebuah paparan. Meskipun ada ikon keranjang dalam aplikasi media sosial TikTok, namun saat ikon keranjang diklik oleh pengguna, maka otomatis sistem e-commerce telah beralih ke Tokopedia.

"Keranjang kuning itu link aja bukan dalam satu aplikasi, karena si TikTok Shop dan Tokopedia komitmennya agar pengguna merasa nyaman, itu (migrasi) dibikin senyaman mungkin, hampir tidak ada jeda," ucapnya.

Progres migrasi kedua platform digital tersebut pun menuai apresiasi dari Direktur Segara Research Institute. Piter Abdullah. Dia mengapresiasi langkah Kemendag mengawal sekaligus membina para pihak menjalankan bisnis model sesuai ketentuan.

Menurutnya, Kemendag di satu sisi bersikap hati hati, tapi di saat yang sama terus mengarahkan agar Tiktok dan Tokopedia memenuhi semua persyaratan.

Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan solusi dan kepastian hukum bagi para pelaku usaha. Kemendag juga terlihat lebih fokus pada nilai tambah atau manfaat yang dihasilkan dari integrasi kedua platform yang saling melengkapi ini bagi kelanjutan agenda besar digitalisasi UMKM, kata Piter.

Dia mencatat, aksi Kemendag memberikan masa transisi kepada Tiktok dan Tokopedia tanpa harus menghentikan bisnis e-commerce keduanya, memberikan nafas bagi UMKM yang menjual produk di platform tersebut.

Itikad baik Kemendag ini membuat roda bisnis UMKM kembali berputar. Seller Tiktok tetap bisa jualan live di saat integrasi platform dan migrasi sistem terus berlangsung. Tidak kebayang kalau mereka dipaksa berhenti hanya karena alasan menunggu proses tuntas. Apalagi ini bulan Ramadhan, musim panen para pedagang, tutur Piter.

Menurutnya, hal substansial dari integrasi TikTok dan Tokopedia adalah berpindahnya sistem elektronik, migrasi data dan transaksi ke Tokopedia, sebagaimana diatur Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE).

Perpindahan ini sekaligus memberikan perlindungan terhadap konsumen karena memastikan seluruh transaksi terjadi di platform e-commerce dalam hal ini Tokopedia shop.

Setelah semua aspek yang bersifat substansial terpenuhi, lanjut Piter, langkah selanjutnya adalah memastikan kenyamanan penjual dan pembeli tidak berubah. Dia memandang pola belanja dan berdagang secara live yang dilengkapi dengan fitur keranjang sudah menjadi tren yang tidak bisa dilawan.

Ini budaya baru yang memberikan kenyamanan dan kepraktisan.
Fakta menunjukkan, fitur belanja yang diperkenalkan Tokopedia Shop itu memudahkan seller berjualan dan memperluas pasar. Sementara konsumen mendapatkan kenyamanan saat bertransaksi.

Jadi, agak aneh, sesuatu yang berjalan baik, memberikan manfaat besar, malah mau diotak-atik. Yang penting transaksinya ada di Tokopedia karena regulasinya memang mengatur demikian, katanya.

Topik Menarik