Begini Kondisi Credit Suisse setelah Diselamatkan UBS Setahun Lalu

Begini Kondisi Credit Suisse setelah Diselamatkan UBS Setahun Lalu

Ekonomi | inews | Minggu, 17 Maret 2024 - 06:44
share

ZURICH, iNews.id - Setahun setelah krisis perbankan yang meruntuhkan Credit Suisse, pihak berwenang masih mempertimbangkan cara memperbaiki kerentanan pemberi pinjaman, termasuk di Swiss. Pasalnya, pengambilalihan bank oleh saingannya, UBS menciptakan raksasa di sektor tersebut.

Mengutip Reuters , penyelamatan Credit Suisse dan penyelamatan bank-bank AS yang disponsori pemerintah Swiss pada Maret 2023 memadamkan kekhawatiran krisis yang dipicu oleh penarikan dana dari pemberi pinjaman regional AS, Silicon Valley Bank.

Namun, regulator dan anggota parlemen baru mulai membahas bagaimana bank dapat lebih baik dalam menahan aliran simpanan, dan apakah mereka memerlukan akses yang lebih mudah terhadap uang tunai darurat.

Pengawas keuangan global baru-baru ini memperingatkan Swiss harus memperkuat kontrol perbankannya, menyoroti risiko kegagalan UBS, yang kini menjadi salah satu bank terbesar di dunia akan berdampak pada sistem keuangan.

Sistem perbankan tidak lebih aman. Bank-bank global dapat menyebabkan banyak kerugian," ucap Profesor di Stanford Graduate School of Business, Anat Admati dikutip, Minggu (17/3/2024).

Peraturan yang diperkenalkan setelah krisis keuangan 2008 tidak banyak membantu mencegah kehancuran yang terjadi tahun lalu, karena nasabah menarik uang tunai dari bank dengan intensitas yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Salah satu kelemahan utama yang muncul tahun lalu adalah kebutuhan likuiditas bank yang terbukti tidak mencukupi. Simpanan yang menembus miliaran di Credit Suisse keluar dalam hitungan hari dan menghabiskan dana yang tampaknya merupakan penyangga uang tunai.

Diperkenalkan setelah krisis keuangan 2008, rasio cakupan likuiditas (LCR) telah menjadi indikator utama kemampuan bank untuk memenuhi permintaan uang tunai.

LCR mengharuskan bank untuk memiliki aset yang cukup yang dapat ditukar dengan uang tunai agar dapat bertahan dari tekanan likuiditas yang signifikan selama 30 hari.

Regulator Eropa sedang memperdebatkan apakah akan memperpendek periode tekanan akut untuk mengukur buffer yang dibutuhkan bank dalam jangka waktu yang lebih pendek, misalnya satu atau dua minggu, menurut sumber yang mengetahui hal tersebut.

Langkah ini sejalan dengan seruan penjabat Pengawas Mata Uang di AS, Michael Hsu yang juga mengusulkan rasio baru untuk menutupi tekanan selama lima hari.

Perubahan di seluruh industri kemungkinan besar akan terjadi pada tahun depan di Eropa karena bank-bank masih berupaya mencapai implementasi akhir dari peraturan pascakrisis keuangan, yang disebut Basel III, di mana bank diharuskan untuk menyisihkan lebih banyak modal.

Di tengah kekhawatiran bahwa terulangnya kenaikan yang cepat dapat mengancam bank lain, Bank Sentral Eropa (ECB) mengintensifkan pengawasan terhadap penyangga likuiditas masing-masing bank.

Topik Menarik