Inflasi Tahunan RI Sentuh 2,75 Persen, Ini Biang Keroknya

Inflasi Tahunan RI Sentuh 2,75 Persen, Ini Biang Keroknya

Ekonomi | inews | Jum'at, 1 Maret 2024 - 10:17
share

JAKARTA, iNews.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada bulan Februari 2024 sebesar 2,75 persen. Angka ini bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya atau Februari 2023.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah melaporkan beberapa secara umum inflasi pada bulan Februari 2024 lalu dikontribusikan oleh adanya inflasi di sektor makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi 1,00 persen dan memberikan andil inflasi pada Februari lalu sebesar 0,29 persen.

Lebih lanjut, Habibullah merinci tingginya inflasi pada di sektor makanan ini disumbangkan oleh naiknya harga beras hingga cabai dan komoditas bahan pangan lain yang terjadi beberapa waktu kebelakang.

Kenaikan harga beras menjadi kontributor utama sebagai penyumbang inflasi di sektor makan, kenaikan harga beras memberikan andil inflasi sebesar 0,21 persen, disusul komoditas cabai yang memberikan andil inflasi sebesar 0,9 persen.

Selain itu, bahan pangan lain seperti telur ayam ras juga memberikan andil inflasi sebesar 0,3 persen, hal ini juga diikuti oleh naiknya harga daging ayam ras dan memberikan andil inflasi sebesar 0,02 persen.

"Secara year on year terjadi inflasi sebesar 2,75 persen dan secara tahun kalender inflasi 0,41 persen. Inflasi bulanan Februari ini lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu," ujar Habibullah dalam rilis BPS Maret, Jumat (1/3/2024).

Selain bahan makanan, minuman, dan tembakau, inflasi februari juga dikontribusikan dari sektor perumahan, air, listrik,dan bahan bakar rumah tangga yang mengalami inflasi sebesar 0,06 persen dan memberikan andil inflasi pada bulan Februari sebesar 0,01 persen.

Selanjutnya sebaran inflasi menurut sebaran wilayah, setidaknya ada 26 dari 38 provinsi mengalami inflasi. Sedangkan 12 lainya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Barat 1,17 persen, sementara deflasi terdalam terjadi di Provinsi Maluku 1,19 persen.

Topik Menarik