Rupiah Hari Ini Melemah ke Rp15.719 per Dolar AS, Ini Pendorongnya

Rupiah Hari Ini Melemah ke Rp15.719 per Dolar AS, Ini Pendorongnya

Ekonomi | inews | Kamis, 29 Februari 2024 - 15:38
share

JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (Dolar AS) kembali melemah pada perdagangan, Kamis (29/2/2024). Rupiah terkoreksi 27 poin ke level Rp15.719 per dolar AS setelah sebelumnya turun ke Rp15.692 per dolar AS.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar AS menguat karena fokus investor saat ini tertuju pada data indeks harga PCE ukuran inflasi pilihan The Fed yang akan dirilis hari ini. 

“Angka tersebut diperkirakan akan menegaskan kembali bahwa inflasi AS masih stabil di bulan Januari, terutama menyusul angka inflasi konsumen yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan tersebut,” kata Ibrahim dalam risetnya, Kamis (29/2/2024). 

Angka tersebut juga muncul setelah pejabat Fed John Williams dan Raphael Bostic mengatakan bank sentral perlu melakukan lebih banyak upaya untuk mencapai inflasi guna memenuhi target bank sebesar 2 persen. 

Dari sentimen domestik, inflasi pada Februari 2024 diperkirakan meningkat, baik secara tahunan maupun dibandingkan dengan bulan sebelumnya. 

Inflasi Februari 2024 diperkirakan akan mencapai 0,24 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) atau 2,62 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat 0,04 persen mtm atau 2,57 persen yoy.

Inflasi pada periode tersebut akan didorong oleh inflasi pada komponen inti dan harga bergejolak (volatile food). Inflasi inti diperkirakan akan mencapai 1,7 persen yoy, meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,68 persen yoy. 

Sementara itu, inflasi harga bergejolak akan dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan kebutuhan pokok, diantaranya harga beras yang naik 3,8 persen mtm, cabai merah 11,3 persen mtm, telur 1,7 persen mtm, daging ayam 0,7 persen mtm, dan minyak goreng 0,6 persen mtm. 

Sedangkan sebagian komoditas pangan terutama beras masih dipengaruhi oleh fenomena El Nino, yang mengurangi pasokan pangan dalam negeri selama periode akhir menjelang musim panen.

Selain itu, menurutnya kebijakan impor juga agak terhambat oleh beberapa negara produsen beras lainnya yang menerapkan pembatasan ekspor makanan. Cuaca ekstrem pun mengganggu jalur distribusi pangan.

Di sisi lain, Inflasi inti yang cenderung stabil hingga Februari 2024 mengindikasikan ekspektasi inflasi terjangkar dengan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia saat ini. Namun, inflasi umum pada akhir 2024 diperkirakan akan berkisar 3,0-3,5 persen yoy. 

Dengan demikian, untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup lanjutkan pelemahan di rentang Rp15.700-Rp15.750.

Topik Menarik