Perkuat Posisi di QSR, Richeese Factory Target Tambah 50 Gerai Baru di 2024

Perkuat Posisi di QSR, Richeese Factory Target Tambah 50 Gerai Baru di 2024

Ekonomi | IDX Channel | Senin, 26 Februari 2024 - 21:56
share

IDXChannel - PT Richeese Kuliner Indonesia terbukti mampu merebut atensi masyarakat di tengah ketatnya persaingan industri Quick Service Restaurant (QSR) di Indonesia.

Berdiri sejak 2011 silam, Richeese Factory kini tercatat telah memiliki lebih dari 250 gerai yang tersebar di berbagai wilayah secara nasional.

"Di dalam (negeri) ada lebih dari 250 gerai. Terakhir barusan kami buka di Paloppo, Sulawesi Selatan. Target kami paling tidak ada (tambahan) sekitar 50 (gerai baru) lagi, jadi total ada 300 (gerai) tahun ini," ujar PR Digital Marketing Manager Richeese Factory, Jaka Sebastian, di Jakarta, Senin (26/2/2024).

Dengan target penambahan gerai sebanyak itu, menurut Jaka, ,maka pihaknya berusaha agar dapat membuka satu hingga empat gerai baru di setiap bulannya. Pembukaan tersebut akan diprioritaskan di kota-kota besar, seperti Jakarta, dan sejumlah daerah lain di Pulau Jawa.

"Yang utama tentu masih di Jawa, karena kita tahu pasarnya sangat besar, dan di sejumlah kota kami melihat potensinya masih besar, sehingga perlu penambahan (gerai) baru," tutur Jaka.

Guna menentukan wilayah yang tepat untuk pembukaan gerai baru tersebut, Jaka menyebut bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah analisa, studi hingga riset berbasis teknologi, dengan program perencanaan yang matang.

"Misal kita lihat GapMaps, itu akan terungkap, bahwa restoran cepat saji sulit ditemukan di kota dengan populasi kurang dari 200.000 jiwa. Ini tentu peluang dan jadi pertimbangan bagi kami," ungkap Jaka.

Namun demikian, meski bertekad memperbanyak gerai demi memperkuat posisinya di industri, Jaka memastikan bahwa pihaknya akan tetap melakukannya secara mandiri, dan tidak membuka peluang terlibatnya pihak ketiga melalui skema franchise.

Langkah tersebut sengaja diambil sebagai strategi Richeese Factory dalam menjaga kualitas, sehingga standar produk yang diterima oleh masyarakat dapat lebih mudah untuk dipertahankan.

"Kami tidak ada rencana membuka franchise. Memang arah bisnis kami tidak ke sana, karena dengan melibatkan pihak ketiga, tantangannya ada di menjaga kualitas. Dengan sepenuhnya di bawah manajemen sendiri, maka kendali kualitas lebih bisa dipastikan," tegas Jaka. (TSA)

Topik Menarik