Utang Global Cetak Rekor Baru, Sentuh Rp4.896 Kuadriliun

Utang Global Cetak Rekor Baru, Sentuh Rp4.896 Kuadriliun

Ekonomi | inews | Kamis, 22 Februari 2024 - 06:22
share

LONDON, iNews.id - Tingkat utang global mencetak rekor baru sebesar 313 triliun dolar AS atau setara Rp4.896 kuadriliun. Peningkatan ini seiring dengan negara-negara berkembang mencapai puncak baru dalam rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB).

Mengutip Reuters , menurut data Institute of International Finance (IIF), utang global melonjak lebih dari 15 triliun dolar AS pada kuartal IV 2023 secara year to year (yoy). Angka tersebut mencapai sekitar 210 triliun dolar AS hampir satu dekade lalu.

Selain itu, rasio utang global terhadap PDB turun sekitar 2 poin menjadi hampir 330 persen pada tahun 2023.

Sekitar 55 persen dari kenaikan ini berasal dari negara-negara maju, terutama didorong oleh AS, Perancis, dan Jerman, tulis laporan IIF dalam Global Debt Monitor.

Meskipun penurunan rasio ini sangat penting terjadi di negara-negara maju, beberapa negara berkembang mencatat angka tertinggi yang menunjukkan kemampuan suatu negara untuk membayar kembali utangnya. Negara-negara seperti India, Argentina, China, Rusia, Malaysia dan Afrika Selatan mencatat kenaikan utang terbesar sekaligus menandakan potensi tantangan yang semakin besar dalam pembayaran utang.

Dengan semakin dekatnya penurunan suku bunga The Fed, ketidakpastian seputar arah kebijakan suku bunga AS dan dolar AS dapat semakin meningkatkan volatilitas pasar dan mendorong kondisi pendanaan yang lebih ketat bagi negara-negara dengan ketergantungan yang relatif tinggi pada pinjaman luar negeri, tulis laporan tersebut.

IIF menambahkan, perekonomian global terbukti tahan terhadap volatilitas biaya pinjaman, sehingga mendorong kembalinya sentimen investor.

Minat untuk melakukan pinjaman meningkat terutama di negara-negara berkembang pada tahun 2024, seiring dengan peningkatan volume penerbitan obligasi negara internasional.

Awal tahun ini beberapa negara yakni Arab Saudi, Meksiko, Hongaria, Rumania, dan sejumlah negara lainnya telah menerbitkan obligasi dalam jumlah besar yang mencapai rekor sepanjang masa pada bulan Januari sebesar 47 miliar dolar AS.

Jika terus berlanjut, sentimen optimis ini juga akan membalikkan penurunan utang yang sedang dilakukan oleh pemerintah-pemerintah Eropa dan perusahaan-perusahaan non-keuangan di pasar-pasar negara maju, yang keduanya kini memiliki utang yang lebih sedikit dibandingkan saat menjelang pandemi, kata IIF.

Namun IIF menyuarakan keprihatinannya atas potensi kembalinya tekanan inflasi yang dapat mengakibatkan biaya pinjaman lebih tinggi. Selain itu, geopolitik dengan cepat muncul sebagai risiko pasar struktural dengan fragmentasi yang lebih dalam meningkatkan kekhawatiran mengenai disiplin fiskal di seluruh dunia.

Defisit anggaran pemerintah masih jauh di atas tingkat sebelum pandemi, dan percepatan konflik regional dapat memicu lonjakan belanja pertahanan secara tiba-tiba, tulis IIF dalam laporannya.

Topik Menarik