Banyak Petani RI Hidup Miskin dan Terlilit Utang, Indef Ungkap Alasannya 

Banyak Petani RI Hidup Miskin dan Terlilit Utang, Indef Ungkap Alasannya 

Ekonomi | IDX Channel | Jum'at, 9 Februari 2024 - 22:11
share

IDXChannel - Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan saat ini petani di Indonesia terjebak lingkaran utang yang membuat banyak petani masih hidup dibawah kesejahteraan.

"Menurut pengamatan saya selama 5 tahun, petani sukses itu petani yang punya penghidupan lain atau income lain, jadi kalau hanya petani tetap miskin," ujar Esther dalam FGD Panen News di Jakarta, Jumat (9/2/2024).

Esther mengatakan, para petani Indonesia baru bisa mendapatkan pendapatan hanya ketika musim panen, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya saat musim tanam, mereka harus mengajukan utang ke warung-warung kreditur di desa tersebut.

Namun ketika musim panen tiba, maka para petani ini harus membayarkan utang-utang beserta bunganya, jika berbunga, kepada para kreditur. Kondisi ini yang menyebabkan petani di Indonesia tidak memiliki saving income untuk bertahan hidup saat musim tanam, sehingga mereka harus kembali berhutang.

"Kenapa petani tetap miskin, karena dia hanya punya pendapatan saat panen, kehidupan sehari hari dari ngutang, dia terjebak dalam depth interlock. Jadi dia tidak punya penghasilan sehari hari-hari dia ngutang dari warung, ketika panen dia memberikan hasil panen kepada tengkulak, gimana mau kaya," sambungnya.

Menurut Esther, para petani tidak bisa menyimpan uang hasil panen dikarenakan jumlah yang diterima tidak lebih banyak. Sebab disamping untuk memenuhi biaya hidup, mereka juga harus melunaskan utangnya kepada kreditur, baik yang dipinjam kepada kepada tetangganya, maupun tanggungan dari KUR yang dicairkan sebelumnya.

"Petani yang bisa sustain yang punya penghasilan lain, misalnya dari tukang ojek, kemudian dari pegawai, jadi dia dapat memenuhi kebutuhan sehari hari dari ojek, nanti ketika panen dia bisa saving, dia bisa hidup. Tapi kalau hanya petani, itu menurut pengamatan saya tu tidak punya saving karena bayar hutang," lanjut Esther.

Kondisi ini menurutnya bakal berdampak buruk pada regenerasi petani di Indonesia. Hal itu sudah bisa terlihat sejak saat ini ketika profesi sebagai PNS maupun Pegawai swasta lebih direkomendasikan oleh orang tua yang petani kepada anaknya.

"Kenapa orang tuanya petani anaknya tidak boleh jadi petani, jadi ada problem regenerasi petani juga, tidak seperti di belanda, itu disana petani gagah dan keren-keren. Mereka punya penghasilan sama halnya seperti pegawai pemerintahan," tutupnya.

(SLF)

Topik Menarik