Bapanas Sebut RI Rugi Rp550 Triliun per Tahun Akibat Boros Pangan

Bapanas Sebut RI Rugi Rp550 Triliun per Tahun Akibat Boros Pangan

Ekonomi | IDX Channel | Senin, 29 Januari 2024 - 08:56
share

IDXChannel - Badan Pangan Nasional (Bapanas) berkolaborasi dengan Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (INKOWAPI) dan Sahabat Usaha Rakyat (SAHARA) dalam rangka menggelorakan gerakan pangan murah (GPM) untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok masyarakat.

Ketua Umum INKOWAPI, Sharmila Yahya menuturkan, keberadaan posko pangan dengan harga murah dan terjangkau sangat membantu meningkatkan daya beli dan konsumsi serta mampu memberdayakan masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok.

Saat ini, posko pangan telah tersebar di seluruh Indonesia. Tentunya dengan gerakan pangan murah akan terwujud aktivitas ekonomi yang langsung dirasakan masyarakat, tutur Sharmila dalam keterangan resminya, Jakarta, Senin (29/1/2024).

Kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi dan mendekatkan kebutuhan pangan kepada masyarakat luas. Ini sangat diharapkan semua pihak, sambung Sharmila yang juga Ketua Komite Tetap Kewirausahaan Kadin Indonesia, sekaligus Founder SAHARA.

Sementara itu, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengajak masyarakat untuk melakukan gerakan stop boros pangan. Di mana Bapanas mencatat pemborosan pangan dari pascapanen hingga di meja makan, totalnya mencapai pemborosan 31 persen atau kerugiannya sekitar Rp550 triliun setiap tahunnya.

Di antara upaya untuk menekan boros pangan adalah melakukan gerakan makan enak, makan sehat, makan beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA). Hal ini sangat penting karena langkah tersebut merupakan pola pangan harapan kita, ujar Arief.

Di sisi lain, peran serta BUMN Pangan ID Food dan Kemenko Perekonomian untuk mengoptimalkan gerakan pangan murah ini lebih masif lagi, sangat membantu dalam mengantisipasi laju inflasi nasional yang bisa ditekan.

Selanjutnya, di 2024, Inkowapi bersama Kadin Indonesia terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam memperkuat transformasi warung-warung pangan yang dikelola perempuan menjadi posko pangan.

Transformasi yang dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan, membantu akses permodalan serta perluasan inovasi digitalisasi. Tujuannya untuk lebih memberdayakan peran perempuan dalam meningkatkan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam menciptakan perekonomian gotong royong kemasyarakatan.

(FAY)

Topik Menarik