Merdeka Battery (MBMA) Rugi Rp303,1 Miliar di Semester I 2023

Merdeka Battery (MBMA) Rugi Rp303,1 Miliar di Semester I 2023

Ekonomi | BuddyKu | Jum'at, 29 September 2023 - 13:12
share

JAKARTA - PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mencatat rugi bersih USD19,65 juta atau sekitar Rp303,12 miliar pada semester I 2023. Angka ini berbalik dari periode yang sama tahun sebelumnya, di mana perseroan mencetak laba sebesar USD33,42 juta.

Meski demikian, pendapatan perseroan mengalami kenaikan 172,07% menjadi USD350,97 juta atau Rp5,44 triliun, dari sebelumnya sebesar USD128,99 juta. Secara rinci, pendapatan segmen NPI tercatat sebesar USD298,77 juta dan segmen nikel matte mencatatkan pendapatan sebesar USD52,20 juta.

Namun, sejumlah beban MBMA turut mengalami kenaikan, di mana beban pokok pendapatan perseroan naik menjadi USD332,55 juta atau Rp5,16 triliun, dari sebelumnya sebesar USD107,13 juta. Beban usaha perseroan juga naik menjadi USD60.811 atau Rp943,78 juta, serta beban umum dan administrasi naik menjadi USD17,43 juta atau Rp270,64 miliar.

Total nilai aset MBMA hingga akhir Juni 2023 tercatat sebesar USD3,05 miliar atau Rp47,33 triliun, tumbuh 25,95% dari posisi akhir Desember 2022 yang sebesar USD2,42 miliar. Adapun, liabilitas perseroan tercatat sebesar USD944,03 juta dan ekuitas sebesar USD2,10 miliar.

Awal pekan ini, perseroan telah menandatangani perjanjian definitif dengan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh GEM Co., Ltd (GEM) untuk membangun pabrik pengolahan High-Pressure Acid Leach (HPAL). Adapun, pabrik tersebut nantinya memiliki kapasitas 30.000 ton nikel dalam Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun.

Manajemen MBMA menjelaskan, pabrik HPAL tersebut akan dibangun di Kawasan Industri Morowali atau Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), yang lokasinya berdekatan dengan pabrik pengolahan HPAL PT QMB New Energy Materials (QMB).

PT QMB New Energy Materials sendiri merupakan gabungan perusahaan ventura yang dikendalikan oleh GEM dengan kapasitas saat ini sebesar 30.000 ton per jumlah nikel yang terkandung dalam MHP, yang sudah beroperasi sejak 2022 lalu.

Perusahaan patungan HPAL nantinya akan dibangun dan dioperasikan di bawah naungan PT ESG New Energy Material. Adapun, kepemilikan MBMA atas pabrik pengolahan HPAL nanti adalah sebesar 55%, dan 45% lainnya dimiliki oleh GEM, kata manajemen MBMA dalam keterangan resminya, Senin (25/9/2023).

Berdasarkan perjanjian yang ditandatangani, GEM akan memandu desain, konstruksi, dan pengoperasian pabrik pengolahan HPAL, dan MBMA akan memimpin dalam mendapatkan relevansi perizinan, persetujuan, insentif pemerintah Indonesia, serta pengaturan pembiayaan proyek, dengan dukungan dari GEM.

Lebih lanjut, GEM akan membangun dan menugaskan pabrik pengolahan HPAL dalam dua tahap secara turn-key. Tahap pertama akan memiliki kapasitas sebesar 20.000 ton nikel dalam MHP per tahun. Sementara, tahap kedua kapasitas akan naik menjadi 30.000 ton nikel dalam MHP per tahun.

Adapun, tanggal komisioning tahap satu ditargetkan pada tahun 2024 sementara tahap kedua ditargetkan pada pertengahan tahun 2025. Total investasi konstruksi gabungan untuk kedua tahap adalah dibatasi hingga USD600 juta atau Rp9,24 triliun, dengan jaminan biaya konstruksi yang diberikan oleh GEM.

Pabrik ini akan melakukan pengadaan dan pengolahan bijih nikel laterit secara komersial dari tambang SCM miliki MBMA, berdasarkan perjanjian pasokan bijih untuk jangka waktu 20 tahun terhitung sejak tanggal komisioning. Sedangkan, pabrik persiapan bijih akan dibangun di tambang SCM untuk memfasilitasi pengangkutan bijih melalui pipa ke pabrik pengolahan di IMIP, lanjut manajemen MBMA.

Topik Menarik